Kissinger: Karena Alasan Ini, Amerika Serikat Gagal di Afghanistan

 Kissinger: Karena Alasan Ini, Amerika Serikat Gagal di Afghanistan

Dalam sebuah artikel yang diterbitkan di “The Economist”, Kissinger mengatakan bahwa kegagalan upaya Amerika Serikat dalam kontra-pemberontakan di Afghanistan adalah karena ketidakmampuannya untuk mengidentifikasi tujuan yang dapat dicapai, serta tujuan militer yang tidak cukup jelas. Sementara tujuan politik adalah slogan yang longgar dan tidak realistis. Dengan demikian,kegagalan untuk mengintegrasikan tujuan militer dan politik telah melibatkan Amerika Serikat dalam konflik tanpa tujuan yang pasti.

Kami telah meyakinkan diri kami sendiri bahwa pada akhirnya, kami dapat mencegah rekonfigurasi basis teroris hanya dengan mengubah Afghanistan menjadi negara modern dengan institusi demokrasi dan pemerintahan yang menjalankan negara secara konstitusional, namun ini tidak mudah untuk dicapai karena banyaknya komponen rakyat Afghanistan, yang selalu sangat menentang otoritas pusat, serta kekuasaan terkonsentrasi di tangan para pemimpin suku dan panglima perang yang terlibat dalam konflik sengit, namun mereka bersekutu ketika kekuatan eksternal mencoba untuk mengendalikan negara, seperti yang terjadi ketika tentara Inggris menginvasi Afghanistan pada tahun 1839, yang menyebabkan pengusiran, dan hanya satu orang Eropa yang terhindar dari pembunuhan atau penangkapan pada waktu itu. Juga Uni Soviet dipaksa mundur dari Afghanistan pada tahun 1989.

Afghanistan benar-benar mampu menghidupkan perbedaan politik di arena Amerika, bahwa apa yang dianggap sebagai kemajuan oleh tim kontra-pemberontakan di lapangan, dianggap sebagai kegagalan bencana oleh bagian politik, bahkan kedua belah pihak benar-benar bekerja untuk menghalangi yang lain di bawah pemerintahan berturut-turut dari kedua partai. Akibat perbedaan-perbedan itu Amerika Serikat mengabaikan usulan rencana alternatif yang menggabungkan semua tujuan agar dapat diwujudkan. Amerika Serikat tidak mengoordinasikan upaya dengan negara-negara tetangga untuk kontra-pemberontakan? Tentu saja, India, China, Rusia, dan Pakistan memiliki kepentingan yang berbeda, namun strategi diplomatik yang kreatif dapat menyusun rencana bersama dengan negara-negara ini untuk mengalahkan terorisme di Afghanistan. Amerika Serikat tidak pernah mencoba strategi ini. Sungguh, negosiasi itu akhirnya menghasilkan penarikan Amerika tanpa syarat di era Presiden Biden. Bahkan penarikan itu menjadi peristiwa yang tragis dan mengejutkan.


Tidak diragukan lagi bahwa penarikan Amerika Serikat dari Afghanistan sangat memalukan. Tidak diragukan lagi bahwa Amerika telah menyadari kegagalannya sejak masa agresor pertama, Bush Yunior. Namun penarikan ini tidak berarti bahwa Amerika akan meninggalkan kawasan itu, terutama karena itu adalah area strategis yang sangat penting untuknya. Diperkirakan bahwa rencana baru Amerika Serikat adalah dengan mengobarkan konflik di antara kaum Muslim di kawasan itu, termasuk antara Afghanistan dengan China, serta memainkan genderang China yang memusuhi dan menganiaya kaum Muslim Uyghur. Dengan demikian, Amerika akan mengubah peran, sehingga hubungan mereka dengan China menjadi pertumpahan darah. Namun, Amerika Serikat akan berada di balik tabir, mendukung kaum Muslim di sana melalui antek-anteknya dari negara-negara Teluk, Turki, India atau Pakistan. Karena itu, waspadalah saudara-saudara kami di Taliban dan kaum Muslim di sana terhadap apa yang begitu dekat dengan mereka. [Al-Waie (Arab), Edisi 421, Tahun ke-36, Safar 1443 H./September 2021 M.]

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *