MediaUmat – Merespons pernyataan Presiden Prabowo yang intinya menyatakan ‘ada kesalahan sebesar 0,00017 persen termasuk keracunan dalam program Makan Bergizi Gratis dari 30 juta penerima manfaat’, Pakar Fikih Kontemporer KH Muhammad Shiddiq al-Jawi menilai Presiden Prabowo tidak manusiawi karena data statistik digunakan untuk angka toleransi terkait keselamatan dan nyawa manusia yang ribuan di antaranya positif keracunan makanan MBG.
“Sungguh sangat gila dan tidak manusiawi kalau data statistik 0,00017 persen itu digunakan untuk angka toleransi yang terkait dengan keselamatan dan nyawa manusia,” kritiknya kepada media-umat.com, Sabtu (4/10/2025).
Seharusnya, tegas Kiai Shiddiq, Prabowo mengadopsi pandangan bahwa toleransi terhadap kasus keracunan dalam MBG haruslah nol persen (zero percent).
“Karena kasus keracunan MBG ini merupakan critical defects (cacat kritis) yang membahayakan keselamatan dan nyawa manusia,” tegasnya.
Menurut Kiai Shiddiq, data statistika 0,00017 persen itu mungkin layak diterapkan untuk eror yang masih dapat ditoleransi dalam produksi barang, seperti sepatu, bukan eror yang menyangkut keselamatan dan nyawa manusia, sepeti MBG.
Bahkan, tegasnya, dalam produksi sepatu saja, ada jenis eror yang harus zero tolerance (angkanya harus nol persen). Persentase AQL (acceptance quality limit) pada produk sepatu saja, dengan eror yang tergolong critical fefects (cacat kritis/parah), harus nol persen.
“Apalagi keracunan MBG yang menyangkut keselamatan dan nyawa manusia,” bebernya.
Jadi, tegas Kiai Shiddiq, pernyataan Presiden Prabowo bahwa kekeliruan program Makan Bergizi Gratis (MBG) hanya 0,00017 perse dari 30 juta penerima manfaat, sungguh tidak dapat diterima juga jika ditinjau dari perspektif syariah Islam.
Hal ini, ungkapnya, karena pernyataan Presiden Prabowo telah mengecilkan persoalan padahal keracunan ini merupakan persoalan besar.
“Dalam pandangan Islam, kasus keracunan MBG ini sudah seharusnya dianggap persoalan besar, karena menyangkut keselamatan nyawa manusia,” pungkasnya.[] Novita Ratnasari
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat