Kiai Labib: Palestina adalah Persoalan Seluruh Umat Islam
MediaUmat – Persoalan Palestina, menurut ulama KH Rokhmat S Labib, sesungguhnya adalah persoalan seluruh umat Islam di dunia. “Sesungguhnya masalah mereka (Palestina) adalah masalah umat Islam,” ujarnya dalam video Benarkah Masalah Palestina Selesai setelah Perjanjian Damai? di kanal YouTube Rokhmat S. Labib, Rabu (29/10/2025).
Sebab, sambungnya, jika umat Islam menganggap problem Palestina hanya menjadi masalah penduduk di sana, maka segala kezaliman yang terjadi di sana enggak bakalan bisa dituntaskan.
Dengan kata lain, Palestina bukan hanya isu lokal, tetapi memiliki nilai historis dan spiritual yang penting bagi umat Islam, seperti keberadaan Masjid al-Aqsha, yang menjadikannya panggilan keimanan dan tanggung jawab moral kolektif.
Maka, menurutnya, usaha mengembalikan tanah Palestina kepada umat merupakan kewajiban bagi kaum Muslim didasarkan pada argumen teologis, historis, dan kemanusiaan yang kuat dalam Islam.
Karena itu ia mengingatkan, yang terjadi di Palestina saat ini bukan sekadar genosida yang berujung pembagian wilayah sebagaimana disebut dalam solusi dua negara (two state solution), tetapi lebih kepada upaya aneksasi.
“Masalah utama Palestina itu adalah masalah perampasan tanah, perampasan negeri kaum Muslimin, negeri yang diberkahi Allah SWT,” tandasnya, seraya menekankan solusi jihad fisabilillah sebagaimana perintah Allah SWT dalam QS al-Baqarah: 190-191, yang artinya:
“Perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu.”
“Inilah solusi yang diberikan Islam kepada siapa pun yang memerangi kaum Muslimin. Siapa pun yang merampas, yang mengusir kaum Muslimin dari tanah mereka. Apalagi Palestina adalah tanah yang diberkahi Allah SWT,” kata Kiai Labib menegaskan.
Dengan catatan, terlebih dahulu seluruh umat Islam harus menjadi umat yang satu. “Kita juga mengingatkan bahwa umat ini harus menjadi ummatan wahidah,” tandasnya, yang berarti dukungan untuk Palestina dipandang sebagai bagian dari ajaran Islam yang lebih luas tentang keadilan, pembelaan terhadap kaum yang tertindas, dan persatuan umat.
Sehingga umat pun menjadi makin yakin bahwa solusi paripurna atas semua itu adalah Khilafah Rasyidah ‘ala Minhaj an-Nubuwwah. “Hanya dengan itu, umat Islam akan kembali bersatu, akan bisa menyatukan kaum Muslimin dan menjaga negeri-negeri kaum Muslimin termasuk Palestina,” ujarnya.
“Dan bukan hanya itu, Islam akan terus tersebar, dan tersebar di seluruh dunia sehingga berada dalam kekuasaan Islam,” imbuhnya.
Watak Khianat
Adalah perjanjian damai, di antaranya melalui gencatan senjata, memang kerap dilakukan dengan harapan genosida atas penduduk Palestina juga berakhir. Namun dikarenakan pada dasarnya berwatak khianat, Zionis Yahudi pun tetap saja melancarkan serangan.
“Disebabkan karena pelanggaran mereka terhadap perjanjian, Kami laknat mereka. Dan Kami jadikan hati mereka itu keras,” ucap Kiai Labib, mengutip QS al-Maidah: 13 tentang watak khianat dan kerasnya hati kaum Yahudi.
Kiai Labib menyebutkan, watak dan sifat khianat tersebut dikuatkan dengan realitas saat ini bahwa tidak ada satu pun pihak yang berani menghukum mereka. Hal ini dikarenakan entitas penjajah Yahudi tahu bahwa Amerika Serikat (AS) sebagai negara adidaya selalu mendukung baik secara politik, dana hingga persenjataan.
Pun negara-negara Eropa yang bersikap jelas di berbagai sidang PBB, misalnya, memberikan dukungan atas serangan yang dilakukan entitas penjajah Yahudi atas kaum Muslim di Palestina.
Di saat yang sama, entitas penjajah Yahudi juga tahu bahwa para penguasa negeri Muslim bakal bungkam terhadap kebrutalan dan kejahatan atas Palestina. “Penguasa-penguasa negeri Muslim hanya sekadar mengutuk, mengecam, tak lebih dari itu,” kata Kiai Labib.
Artinya, para penguasa negeri Muslim bahkan tak menggerakkan tentara-tentara maupun mengirimkan rudal dan senjata-senjata lainnya untuk menghentikan kejahatan dan kebrutalan entitas penjajah Yahudi.
Yang lebih menyakitkan, ungkap Kiai Labib, di antara para penguasa negeri Muslim justru bersekongkol dengan entitas penjajah Yahudi. Sebut saja penguasa Mesir yang malah membatasi akses bantuan di Rafah.
Adapun penguasa-penguasa lain dimaksud, sibuk menormalisasi hubungan dengan Zionis Yahudi. “Mereka melakukan hubungan, memiliki hubungan diplomatik dengan Israel,” pungkasnya.[] Zainul Krian
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat