MediaUmat – Ulama KH Rokhmat S Labib menegaskan keimanan yang kuat akan menggerakkan seseorang untuk melakukan ketaatan.
“Nah, keimanan yang kuat itulah yang sebenarnya menumbuhkan, menggerakkan seseorang untuk melakukan ketaatan,” ujarnya pada acara Live Wukuf: Memahami Substansi Puncak Ibadah Haji, Kamis (5/6/2025) di kanal YouTube One Ummah TV.
Bahkan, tegas Kiai Labib, iman yang kuat itulah yang mampu membuat orang itu tunduk melakukan satu perbuatan, sekalipun perbuatan itu sangat berat.
Menurut Kiai Labib, seperti halnya yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim Alaihissalam, ketika Allah SWT memerintahkan beliau untuk membawa anak dan istrinya ke lembah Makkah di siang hari panas dan terik.
“Kemudian beliau tinggalkan (anak dan istrinya di Makkah sesuai perintah Allah SWT), itu kan sebenarnya amal perbuatan,” ucapnya.
Karenanya juga, jelas Kiai Labib, perbuatan itu dikerjakan tentu ada satu keyakinan, meski dilakukan dengan penuh perjuangan.
“Rasa yang mungkin sangat berat itu hanya akan dilakukan ketika ada keimanan,” tambahnya.
Kemudian lagi, sebut Kiai Labib, Allah SWT memerintahkan Nabi Ibrahim Alaihissalam untuk menyembelih putranya, dan ini juga satu perbuatan yang tentu tidak ringan, bahkan sangat berat.
“Bahkan kalau kita lihat perbuatan itu dipandang dari sudut apa pun, mungkin tidak bisa diterima secara akal. Tidak bisa diterima, bagaimana ada perintah membunuh, menyembelih anaknya sendiri gitu,” bebernya.
Lantas, Kiai Labib pun bertanya, apa manfaat yang bisa didapatkan? Jawabnya, tentu tidak ditemukan.
“Apa manfaatnya menyembelih anak? Dalam apakah ketika anak disembelih, dagingnya bisa diberikan kepada orang lain? Dibagikan untuk dimakan? Kan tidak juga,” jelasnya.
Demikian juga, lanjutnya, secara perasaan tentu sesuatu yang secara fitrah itu sulit juga orang menerima.
“Bagaimana ada orang tua, yang seharusnya mengasihi anaknya, justru melakukan tindakan yang sangat kejam, menyembelih putranya,” ungkapnya.
Kemudian, sambungnya, sesuatu yang tidak sesuai rasional akal, berat untuk fitrah manusia, tetap saja hal itu dilakukan oleh Sayyidina Ibrahim beserta putranya mengerjakan perintah Allah SWT dan itulah yang dinamakan ketundukan, karena adanya iman yang kuat.
“Kenapa bisa tunduk? Kenapa mau tadi? Jawabannya itu yang tadi disebutkan, karena ada iman yang kuat dan keteguhan iman itulah yang menjadi jawaban,” imbuhnya.[] Nandang Fathurrohman
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat