Kerusakan Raja Ampat, Cerminan Sistem Kapitalistik yang Rakus

 Kerusakan Raja Ampat, Cerminan Sistem Kapitalistik yang Rakus

MediaUmat Politisi Muslimah Sulistiawati menyatakan kerusakan lingkungan akibat penambangan nikel di kepulauan Raja Ampat, Papua Barat Daya, mencerminkan sistem kapitalistik yang rakus.

“Kerusakan lingkungan di Raja Ampat bukan hanya soal teknis, ini adalah cerminan dari sistem kapitalistik yang rakus, yang menyerahkan sumber daya alam ke tangan korporasi demi keuntungan segelintir elite,” ujarnya kepada media-umat.com, Selasa (10/6/2025).

Selain itu, tegasnya, eksploitasi sumber daya alam (SDA) yang merusak ini merupakan bukti nyata kegagalan sistem kapitalisme dalam mengelola kekayaan alam demi kemaslahatan rakyat.

Pasalnya, jelas Sulis, tambang nikel sejatinya adalah milik umat, bukan komoditas yang bisa diperdagangkan secara bebas oleh swasta maupun asing.

“Dalam perspektif Islam, terutama sebagaimana diusung Hizbut Tahrir, sumber daya alam yang bersifat strategis dan dalam jumlah banyak seperti tambang termasuk ke dalam kategori milkiyyah ‘ammah (kepemilikan umum),” ungkapnya.

Syariah Islam, jelas Sulis, memosisikan dan mengatur kekayaan alam yang menjadi kebutuhan vital rakyat harus dikelola negara untuk kepentingan seluruh umat, bukan diswastakan apalagi dikontrol oligarki.

“Ini hanya bisa terwujud dalam sistem khilafah islamiah, yang menjamin pengelolaan SDA sesuai hukum syariah,” tambahnya.

Ia juga menyoroti dominasi oligarki dalam politik Indonesia saat ini, yang menjadi penghalang utama dalam mewujudkan keadilan ekonomi dan kelestarian lingkungan.

“Sistem demokrasi sekuler yang ada hari ini justru membuka jalan lebar bagi kepentingan oligarki untuk merampas hak rakyat. Negara tidak lagi menjadi pelindung, tapi berubah menjadi pelayan korporasi,” tegasnya.

Sulis menyerukan perlunya perubahan mendasar, bukan hanya kebijakan, tetapi juga sistem yang menjadi fondasinya.

“Hanya dengan kembali kepada syariah Islam secara kaffah dan menerapkan sistem khilafah, pengelolaan sumber daya alam bisa adil, berkelanjutan, dan berpihak kepada umat,” pungkasnya.[] Joko Prasetyo

Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *