Kenaikan PBB P2 250 Persen di Pati, TEFI: Super Zalim

MediaUmat – Penaikan pajak bumi dan bangunan pedesaan perkotaan (PBB P2) hingga 250 persen di Pati, dinilai Direktur The Economics Future Islam (TEFI) Dr. Yuana Tri Utomo super zalim.
“Memang menimbulkan persepsi publik sebagai kebijakan yang tiba-tiba (kebijakan yang ujuk-ujuk) dan bahkan super zalim,” tegasnya dalam Kabar Petang: Pati Memanas, Kamis (14/8/2025) di kanal YouTube Khilafah News.
Penaikan tersebut, menurut Yuana, mengindikasikan bahwa pemerintah daerah memang tidak atau minim melakukan analisis dampak sosial ekonomi sebelum kebijakan diterapkan.
“Harusnya diberikan penjelasan resmi, simulasi, konsultasi publik sebelum penetapan itu. Ini sama sekali tidak dilakukan,” jelasnya.
Menurutnya paling tidak pemerintah daerah, tidak melakukan studi kemampuan bayar warga studi ability top yang memadai.” Jadi studi kemampuan bayar warga itu tidak dilakukan,” ujarnya.
Kemudian, lanjutnya, tidak melakukan juga simulasi dampak ke inflasi lokal.
“Dengan naiknya PBB (pajak bumi dan bangunan) pasti akan mendorong pemilik lahan atau rumah mengalihkan biayanya ke harga sewa atau harga produk pertanian,” ungkapnya.
Efek lanjutannya, tandas Yuana, bisa memperburuk daya beli masyarakat dan memicu inflasi lokal terutama di sektor pangan dan perumahan.
Selain itu, Yuana menilai, pemerintah tidak mempertimbangkan kelompok-kelompok rentan seperti lansia tanpa penghasilan tetap, terus kemudian keluarga miskin.
“Itu pasti mereka menjadi korban yang paling terdampak, petani, kemudian nelayan dan sebagainya,” bebernya.
Pajak dalam Pandangan Islam
Yuana juga menjelaskan pajak dalam perspektif Islam. Dalam Islam, pajak atau pungutan (dharibah) itu hanya boleh diterapkan jika negara benar-benar membutuhkan.
“Setelah memastikan kebutuhan dasar rakyat terpenuhi dan tidak boleh menzalimi kelompok lemah,” sambungnya.
Jadi, kata Yuana, kasus Kabupaten Pati ini ya seperti air jatuh tidak jauh dari atap cucurannya juga.
“Daerah dan pusat sama saja, pajak terus, pajak terus, pajak terus,” sindirnya.
Menurutnya, begitulah kapitalisme. “Pejabatnya kapitalis di sistem kapitalisme, klop gitu,” pungkasnya.[] Muhammad Nur
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat