Kehidupan Perempuan Sebelum Islam Sangatlah Memprihatinkan

 Kehidupan Perempuan Sebelum Islam Sangatlah Memprihatinkan

Mediaumat.id – “Kehidupan perempuan pada masa sebelum Islam di berbagai belahan dunia sangatlah memprihatinkan,” ungkap Mubalighah Kota Depok Ustazah Hj. Mumun Siti Munawaroh dalam Kajian Online Muslimah: Mengembalikan Peran Strategis Ibu Sesuai dengan Islam, Ahad (12/12/2021) via Zoom Meeting di Depok.

Ia mencontohkan dalam peradaban Yunani dan Romawi yang menganggap perempuan hanya sebagai pemuas nafsu serta komoditas yang diperjualbelikan. Keadaan tidak berbeda terjadi juga pada era penjajahan, perempuan dijadikan korban kekuasaan dan peperangan, sebagai budak nafsu penjajah, serta bernasib keterbelakangan.

Menurutnya, perbaikan nasib perempuan mulai terjadi ketika masa Islam. “Perempuan sangat dimuliakan seperti dilakukan Rasulullah SAW dan para sahabat yaitu dalam bimbingan wahyu yang dibawa Rasul, para sahabiyah menemukan jatidirinya sebagai hamba Allah meninggalkan budaya jahiliah, berjuang dalam dakwah Rasulullah membangun peradaban Islam yang dimulai di Madinah dan mencetak generasi pejuang hingga menjadi tonggak awal peradaban Islam,” bebernya di hadapan 76 Muslimah Depok.

Ketika masa Islam berakhir dan berganti dengan masa kapitalisme seperti sekarang, nasib perempuan kembali memprihatinkan.

“Perempuan yang melekat dengan sebutan ibu, saat ini menjadi penderita dalam kubangan kapitalisme. Dengan alasan kemiskinan, para ibu dipaksa harus ikut menanggung beban keluarga, berperan ganda sebagai ibu serta pencari nafkah bahkan mesin uang, sehingga ibu tercabut fitrahnya atau naluri keibuannya dan tidak diberi kesempatan untuk belajar meningkatkan kualitas pendidikan keluarga,” ungkapnya.

Mengembalikan Kemuliaan

“Lalu, bagaimanakah Islam mengembalikan kemuliaan seorang ibu?” tanyanya dengan semangat.

Jawabnya, “Strategi Islam dalam pelaksanaan fungsi ibu, antara lain mewujudkan ketakwaan individu keluarga, mewujudkan masyarakat yang beramar makruf nahi mungkar, serta yang utama adalah kehadiran negara dengan kebijakan dan aturannya untuk menjamin kokohnya fungsi ibu. Kehadiran negara yang dimaksud adalah pelaksanaan sistem sosial dalam Islam, pelaksanaan sistem ekonomi, pelaksanaan sistem pendidikan dan lain lainnya.”

Menurutnya, apabila strategi tersebut mampu terlaksana, maka akan tercipta hikmah pelaksanaan syariah Islam bagi keluarga. “Yaitu terjaminnya keluarga sakinah, mawaddah warahmah, terjaminnya keluarga yang sejahtera, terlahirnya generasi pemimpin yang kokoh serta tercapainya Islam rahmatan lil aalamiin bagi semua makhluk,” pungkasnya.[] Sandhi Indrati

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *