Kaum Yahudi Menggali Kuburannya dengan Tangan Mereka Sendiri, Sementara Para Penguasa Muslim Mencegah Umat Mengubur Mereka

Di tengah pengeboman dan penembakan oleh entitas Yahudi, yang menghujani kepala saudara-saudara kami di Gaza, yang membombandir menara-menara perumahan, universitas, sekolah, rumah sakit, dan masjid, bahkan tenda-tenda pengungsian pun mereka ratakan dengan tanah, hingga tulang-tulang dan daging anak-anak bercampur dengan puing-puing reruntuhan, “KTT aib dan hina” digelar dan dikeluarkan pernyataan akhir. Itulah KTT para penguasa ruwaibadhah (tidak punya kapasitas dan kapabilitas) dari kalangan Arab dan non-Arab. Pertemuan puncak itu, yang dijuluki KTT Darurat Arab-Islam dan diselenggarakan di Doha, namun tidak menghasilkan apa pun dari para ruwaibidhah selain celaan dan kecaman. Bahkan kecaman ini tidak disampaikan karena syuhada’ yang gugur di Doha dan Gaza, melainkan karena serangan terhadap “kedaulatan imperiun Doha”. Bahkan setelah jumlah syuhada’ di Gaza melampaui puluhan ribu, mereka hanya mengeluarkan celaan dan kecaman yang menjijikan, justru para ruwaibidhah ini mengeluarkan pernyataan yang mengecam “agresi (Israel) sang pengkhianat dan pendosa terhadap kedaulatan Doha”, sembari mengeluarkan  pernyataan akhir yang tidak jauh dari kebijakan pengecut yang telah mereka terapkan sejak mereka menduduki kekuasaan di tengah umat terbaik yang diciptakan untuk umat manusia di negeri-negeri Islam.

Antek-antek Amerika yang berpartisipasi dalam lelucon ini tak henti-hentinya bertemu di sela-sela pertemuan untuk menegaskan keprihatinan mereka tentang perang terhadap Islam dan kaum Muslim. Abdul Fattah al-Sisi bertemu dengan Syahbaz Syarif di sela-sela partisipasi mereka pada KTT ini. Duta Besar Muhamad al-Syanawy, juru bicara resmi kepresidenan Mesir, menyatakan bahwa al-Sisi mengawali pertemuan dengan menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada pemerintah dan rakyat Pakistan terkait para korban banjir baru-baru ini dan serangan teroris yang terjadi pada 13 September. Ia juga menekankan kecaman keras rezim Mesir terhadap segala bentuk terorisme dan ekstremisme, serta penolakan tegas terhadap fenomena ini, yang mengancam keamanan dan stabilitas. Sementara itu, Perdana Menteri Pakistan memuji peran efektif Mesir dalam menenangkan situasi regional, memuji upaya Kairo dalam memediasi gencatan senjata di Gaza dan upayanya untuk meringankan penderitaan warga sipil, selain perannya dalam memfasilitasi kesepakatan untuk melanjutkan kerja sama antara Iran dan Badan Tenaga Atom Internasional.

Semua itu berlangsung , sementara darah umat mendidih atas apa yang terjadi di tanah yang diberkahi, Palestina, dan hati mereka membara untuk saudara-saudara mereka yang lemah di Gaza dan di seluruh Palestina, di saat umat sedang bergerak untuk memerangi kaum Yahudi, dan pada saat kaum yang dimurkai ( Allah SWT) ini memprovokasi umat yang berjumlah dua miliar. Seolah-olah mereka menyatakan, “Mengapa kalian tidak datang untuk menguburkan kami di kuburan yang kami gali dengan tangan kami sendiri?” Pada saat inilah para penguasa ruwaibidah berkumpul, sementara mereka sedang memerintah umat, yang jika mereka mau, maka mereka dapat menumbangkan gunung-gunung. Jadi bukan hal yang sulit menghancurkan entitas ilegal Yahudi, yang sejauh ini tidak mampu menghadapi bahkan negeri terkecil di antara negeri-negeri yang penguasanya sedang berkumpul?!

Jawaban teka-teki ini kini telah diketahui semua orang: bahwa mereka ini bukanlah penguasa sejati umat, melainkan para antek kekuatan kolonialis Barat dan pendukung pendudukan. Kebanyakan dari mereka adalah Yahudi, dan satu-satunya fungsi mereka adalah melindungi kepentingan Barat di negeri-negeri Muslim, serta menjaga entitas kangker ganas dan pangkalan militer Barat yang terdepan di jantung negeri-negeri Islam. Mereka juga berupaya mencegah persatuan umat Islam dan pembentukan negara Islam, Khilafah Rasyidah ‘ala minhājin nubuwah.

Sungguh perjuangan untuk menyapu bersih mereka dan menyapu bersih pengaruh Barat dari negeri-negeri Muslim menjadi lebih urgen dan wajib dari sebelumnya, terutama bagi mereka yang memiliki kekuatan dan berkuasa di negeri-negeri Muslim, yakni tentara, khususnya tentara mujahidin Muslim Pakistan. Sudah menjadi kewajiban bagi para perwira yang mukhlis untuk mendukung Hizbut Tahrir, karena hanya tindakan inilah yang dapat membebeaskan mereka dosa dan menyelamatkan nama baik mereka yang telah tercoreng oleh para pemimpin ruwaibidhah ini. Jika tidak, maka mereka akan semakin tenggelam dalam rasa malu dan aib di dunia ini sebelum akhirat. Kapankah mereka akan menolong agama Allah dan Rasul-Nya dengan memberikan dukungan dan pertolongan kepada Hizbut Tahrir untuk menegakkan Khilafah, yang akan memerintah dengan apa yang telah Allah wahyukan, mempersiapkan pasukan untuk membebaskan tanah Palestina yang diberkahi, membalaskan dendam para ibu, anak-anak, dan orang tua yang berduka, serta mengubur penjajah di kuburan yang digali dengan tangannya sendiri?

Ini adalah kehormatan yang hanya pantas diterima oleh mereka yang layak menerimanya. Lalu, siapakah di antara ahlun nushrah (mereka yang memiliki kekuatan dan berkuasa) yang layak mendapatkan kehormatan menolong agama Allah dan Rasul-Nya, agar ia terhindar dari siksa akhirat dan meraih kebahagiaan surga?

﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قَاتِلُوا الَّذِينَ يَلُونَكُمْ مِنَ الْكُفَّارِ وَلْيَجِدُوا فِيكُمْ غِلْظَةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ﴾

Wahai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir di sekitarmu dan hendaklah mereka merasakan sikap tegas darimu. Ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” (TQS. At-Taubah [9] : 123).

 

Kantor Media Hizbut Tahrir di Wilayah Pakistan

Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini: