Kasus Sifilis Meningkat, Aktivis: Tak Cukup Hanya Mengobati

Mediaumat.id – Naiknya kasus infeksi menular seksual (IMS) sifilis hingga 70 persen di Indonesia dalam kurun lima tahun ini, dinilai sebagai persoalan besar yang penanganan tidak cukup sekadar mengobati.
“Kalau diselesaikannya dengan memperbaiki pengobatannya, menyediakan obat lebih banyak, tentu tidak cukup,” ujar Aktivis Muslimah Iffah Ainur Rachmah kepada Mediaumat.id, Senin (15/5/2023).
Karena, menurutnya, permasalahan bakal muncul lebih banyak lagi kalau problem hulu, yakni perilaku pergaulan atau seks bebas tidak dihentikan.
“Bagaimana menghentikannya? Tentu tidak cukup hanya memberikan gambaran tentang bahaya seks bebas, kemudian mendorong seks aman, atau tidak bergonta-ganti pasangan, dan sejenisnya,” tegasnya.
Tetapi umat harus diberikan gambaran yang sangat tegas seputar perilaku seks bebas dan semacamnya yang menurut Iffah, merupakan perbuatan dilaknat oleh Allah SWT.
Lebih dari itu, apabila dibiarkan atau bahkan terkesan negara justru memfasilitasi, maka bisa mendatangkan azab Allah SWT. “Jika zina dan riba sudah menyebar di satu negeri maka bersiap-siaplah Allah akan mendatangkan azab-Nya,” ucap Iffah mengutip sebuah hadits riwayat Imam Hakim, Imam Baihaqi, dan Imam Thabrani.
Solusi
Untuk itu, kata Iffah, tidak bisa tidak solusi yang seharusnya diambil negara adalah menghentikan segala bentuk perilaku seks bebas. Pun demikian negara harus memberikan sanksi tegas kepada pelaku, serta menutup semua pintu yang menghantarkan pada sikap permisif terhadap perilaku tersebut.
Menurutnya, penyebaran pemikiran, gaya hidup sekuler-liberal yang masih bercokol di negeri ini, yang sebelumnya telah ditanamkan melalui kurikulum pendidikan, itu yang harus dihentikan.
Maknanya, jika negeri ini benar-benar ingin menghentikan itu semua, kata Iffah, mestinya pula pemerintah saat ini mengadopsi syariat secara total untuk kemudian diberlakukan di semua aspek kehidupan.
Prihatin
Adalah sebelumnya, muncul komentar dari pemerintah dalam hal ini kementerian kesehatan di negeri ini terkait kenaikan jumlah penderita IMS sifilis.
Menurut Iffah, hal ini sangat memprihatinkan. “Kita prihatin juga terhadap komentar maupun apa yang disampaikan oleh pihak terkait khususnya oleh pemerintah,” ucapnya.
Sekadar diketahui juga, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan RI Imran Pambudi mengatakan, kenaikan kasus sifilis disebabkan jumlah skrining sifilis yang juga meningkat.
“Peningkatan kasus ini disebabkan peningkatan jumlah orang yang diskrining sifilis,” ujar Imran saat wawancara, Kamis (11/5).
Padahal, sambung Iffah, kalimat-kalimat ini secara tak langsung menunjukkan, pemerintah juga punya pandangan bahwa seperti halnya fenomena gunung es, kasus yang belum terlapor lebih besar lagi.[] Zainul Krian