Kampanye Ciptakan 19 Juta Lapangan Kerja, TEFI: Membangun Ilusi

MediaUmat Janji Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka ketika kampanye Pilpres 2024 yang hendak mengalokasikan 19 juta lapangan tenaga kerja dinilai Direktur The Economics Future Institute (TEFI) Dr. Yuana Tri Utomo hanya membangun ilusi karena dalam struktur APBN tidak ada alokasinya.

“Apalagi, kalau kemudian kita lihat struktur APBN itu tidak ada alokasi untuk lapangan tenaga kerja 19 juta itu. Jadi, seperti membangun ilusi ya, seperti membangun ilusi, optimisme saja. Untuk apa? merayu itu dan itu kan disampaikan ketika kampanye 2024 kemarin,” kritiknya dalam Kabar Petang: Sedang Mencari 19 Juta Lapangan Kerja, Ahad (20/7/2025) di kanal YouTube Khilafah News.

Gibran menyatakan janji saat kampanye itu, menurut Yuana, semata-mata hanya untuk dukungan elektoral saja.

Jadi, tegas Yuana, bisa dikatakan sebagai manipulasi retoris untuk menutup ketidaksiapan strukturalnya dan pasti berdampak terhadap kredibilitas institusi negara ini.

“Ya paling tidak kan menyebabkan turunnya kepercayaan publik. Kita lihat termasuk opini makzulkan Gibran itu kan di antaranya bukti kalau publik, masyarakat sudah tidak percaya pada kredibilitas dia gitu kan? Publik justru meragukan kejujuran dan kapabilitasnya,” ujarnya.

Jadi, lanjut Yuana, menurut teori ekonomi politik, janji besar tanpa road maps, tanpa mekanisme yang akuntabel itu bisa dikategorikan sebagai manipulasi harapan publik karena memang tidak berdasar pada data.

“Kapasitas fiskal juga tidak rill,” cetusnya.

Kemudian, ungkap Yuana, tidak disertai oleh instrumen kebijakan yang jelas. Misalnya skema anggaran, reformasi ketenagakerjaan, atau program-program pelatihan tenaga kerja.

“Selama ini kan tidak ada,” kritiknya.

Kontradiksi

Menuru Yuana, kenyataan ini merupakan kontradiksi yang sangat kelihatan. Seperti kebijakan ekonomi dan politik di rezim ini. Di satu sisi membuat retorika pembangunan SDM tetapi sisi yang lain anggaran sektor pendidikan dipangkas.

Padahal, kata Yuana, sektor pendidikan itu adalah penunjang utama terciptanya lapangan kerja.

“Jadi, sebetulnya janji-janji lapangan kerja itu kan sudah banyak diomongkan oleh rezim ini,” tandasnya.

“Bukan hanya 19 juta lapangan kerja ya, ada juga narasi hilirisasi industri, terus kemudian narasi ekonomi digital, green jobs, kemudian apa? Peluang emas bonus demografi dan lain sebagainya. Tapi itu semua kan hanya omon-omon saja dan parahnya retorika kosong,” tutupnya.[] Novita Ratnasari

Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini: