Surat kabar harian Al-Thawra yang terbit di Sana’a pada hari Jumat, 21 Maret, memberi judul ceramah kedelapan belas yang disampaikan Abdul-Malik Al-Houthi tentang sahabat mulia Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu (semoga Allah meridhainya), dengan judul berikut: “Amirul Mukminin, Ali radhiyallahu ‘anhu adalah salinan autentik Islam.” Dia berkata di dalamnya: “Sungguh begitu jelas bahwa Amirul Mukminin radhiyallahu ‘anhu adalah salinan autentik Islam, murni dan bebas dari segala kotoran, serta sempurna dalam keimanan, bebas dari segala kekurangan. Dengan demikian, kita membutuhkan model ini.”
**** **** ****
Allah SWT telah menurunkan wahyu-Nya kepada Rasul-Nya Muhammad SAW., dan Allah menyerukan kepada para sahabatnya serta orang-orang setelah mereka hingga hari kiamat, dengan firman-Nya:
﴿لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللهَ وَالْيَوْمَ اْلآخِرَ وَذَكَرَ اللهَ كَثِيراً﴾
“Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat serta yang banyak mengingat Allah.” (TQS. Al-Ahzab [33] : 21).
Para sahabatnya adalah sama derajatnya di sisi Allah, sebagaimana firman Allah SWT:
﴿وَالسَّابِقُونَ اْلأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَاْلأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ﴾
“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada-Nya.” (TQS. At-Taubah [9] : 100).
Di antara mereka adalah Khulafa’ al-Rasyidin: Abu Bakar al-Siddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib. Allah telah mengkhususkan sebagian sahabat dengan penyebutan, sebagaimana firman-Nya:
﴿فَلَمَّا قَضَى زَيْدٌ مِنْهَا وَطَراً زَوَّجْنَاكَهَا﴾
“Maka, ketika Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya (menceraikannya), Kami nikahkan engkau dengan dia (Zainab).” (TQS. Al-Ahzab [33] : 37).
Atau Allah menunjuk kepada mereka dengan petunjuk yang jelas dan tidak multi tafsir, sebagaimana firman Allah SWT:
﴿إِلاَّ تَنْصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللهُ إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُوا ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لاَ تَحْزَنْ إِنَّ اللهَ مَعَنَا﴾
“Jika kamu tidak menolongnya (Nabi Muhammad), sungguh Allah telah menolongnya, (yaitu) ketika orang-orang kafir mengusirnya (dari Makkah), sedangkan dia salah satu dari dua orang, ketika keduanya berada dalam gua, ketika dia berkata kepada sahabatnya, ‘Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita’.” (TQS. At-Taubah [9] : 40).
Rasulullah SAW wafat dalam keadaan ridha kepada mereka.
Kami cukup yakin bahwa Ali radhiyallahu ‘anhu tidak memandang dirinya lebih unggul atau lebih menonjol dari para sahabat lainnya. Ali berlepas diri dari pernyataan bahwa dirinya adalah salinan autentik Islam, bahkan beliau akan mengingkarinya dengan sangat keras, sebab hal itu akan menjadi penghinaan terhadap Rasulullah yang kepadanya wahyu diturunkan dari langit, dan terhadap para sahabat lainnya, yang tenkait mereka, Allah SWT berfirman:
﴿مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعاً سُجَّداً يَبْتَغُونَ فَضْلاً مِنَ اللهِ وَرِضْوَاناً سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ﴾
“Nabi Muhammad adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengannya bersikap keras terhadap orang-orang kafir (yang bersikap memusuhi), tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu melihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya. Pada wajah mereka tampak tanda-tanda bekas sujud (bercahaya).” (TQS. Al-Fath [48] : 29).
Terlebih karena Allah telah melimpahkan nikmat-Nya kepadanya, sebagaimana Allah telah melimpahkan nikmat-Nya kepada mereka, dengan Islam, dan dia menyertai Rasulullah SAW, sebagaimana mereka menyertainya, dan berjalan di bawah perintah mereka, ketika Rasulullah SAW telah menetapkannya untuk mereka, sebagaimana mereka berjalan di bawah perintahnya, ketika Rasulullah SAW telah menetapkannya untuknya. Semoga Allah SWT meridhoi mereka semua.
Ya Allah, Tuhan semesta alam, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang telah Engkau firmankan:
﴿وَالسَّابِقُونَ اْلأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَاْلأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ﴾
“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada-Nya.” (TQS. At-Taubah [9] : 100).
Dan segerakanlah bagi kami tegaknya Khilafah Rasyidah yang kedua ‘ala minhājin nubuwah, yang dengannya Islam akan berkuasa setelah absennya selama lebih dari seratus tahun. [] Ir. Syafiq Khamis (Yaman)
Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 24/3/2025.
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat