Isu Rusia di Papua, Perang Opini untuk Sembunyikan Tujuan 

 Isu Rusia di Papua, Perang Opini untuk Sembunyikan Tujuan 

MediaUmat.info Perbedaan pemberitaan antara situs militer Amerika Serikat yang menyebut Rusia minta izin memakai pangkalan udara di Papua versus pihak Kemenhan RI yang menyebut berita itu tidak benar, dinilai Peneliti di Masyarakat Sosial Politik Indonesia (MSPI) Dr. Riyan, M.Ag. sebagai perang opini untuk menyembunyikan tujuan politiknya.

“Perang opini yang dibangun melalui media massa (termasuk medsos) adalah salah satu bentuk propaganda yang dirancang untuk mengaburkan atau menyembunyikan tujuan politik yang dimaksud,” ujarnya kepada media-umat.info, Sabtu (19/4/2025).

Menurutnya, dalam politik, bila suatu negara menyembunyikan maksud dan tujuan, sesungguhnya memiliki tujuan tertentu. Apalagi, jelas Riyan, CNN Indonesia memuat, ada indikasi bahwa Rusia ingin memperkuat perannya di Asia Pasifik melalui kekuatan militer (angkatan udara) dalam bentuk peminjaman Pangkalan AU di Biak Papua.

“Tentu kepentingan utama Amerika untuk menggagalkan upaya peminjaman tersebut, karena secara strategis akan berpotensi mengusik dominasi Amerika di Asia Pasifik,” jelasnya.

Makanya, jelas Riyan, situs militer Amerika Serikat membongkar manuver Rusia, agar tidak melanjutkan upaya menggunakan pangkalan udara RI di Biak dan menghentikan upaya Rusia menancapkan pengaruh di Indonesia, khususnya di Indonesia timur dalam perebutan pengaruh di Pasifik.

“Dengan melihat geopolitik dominasi Amerika di Asia Pasifik khususnya kasus konflik Laut Cina Selatan dan separatisme di Papua, maka patut diduga bahwa tujuan Rusia ini berkaitan dengan upaya menanamkan pengaruh di Pasifik dan tentu menjadi bagian dari persaingan global Rusia dan Amerika,” ujarnya.

Bahaya bagi Indonesia, kata Riyan, jika hanya sebagai ajang dan objek persaingan Amerika-Rusia, setelah menjadi persaingan dagang Amerika-Cina. Maka, Indonesia lebih aktif menjadikan ajang penguatan daya tawar di hadapan Amerika (dan Australia) untuk menghentikan dukungan terhadap gerakan separatisme Papua.

“Sebagaimana Indonesia harus memanfaatkan keberadaan Cina yang juga semakin menguat di Pasifik untuk menghentikan dukungan Amerika ke separatisme Papua,” sarannya.

Kesadaran Politik

Riyan menjelaskan bahwa umat Islam harus mempunyai kesadaran politik (political consciousness/ al-wa’yu as-siyasi) Islam yang tinggi yaitu upaya menggunakan perspektif Islam dalam menilai secara subjektif atas fakta objektif dari berita dan peristiwa yang terjadi di berbagai belahan dunia.

“Sehingga keberadaan negara kafir penjajah seperti Amerika dapat dihancurkan pengaruh dan eksistensi ideologis dan politis-ekonomis. Tetapi, pada saat yang sama tidak masuk ke dalam cengkeraman jahat negara-negara kufur lainnya, baik Rusia dan Cina,” jelasnya.

Ia juga menyarankan, agar politik luar negeri Indonesia tidak bersifat pragmatis dalam persaingan global saat ini. Tetapi, harus berubah menyeluruh menjadi bersifat ideologis dan ofensis, sehingga akan menjadikan Indonesia sebagai subjek dan pemain global (global player) yang benar-benar berpengaruh dan tidak terus-terusan terjebak menjadi objek persaingan kotor negara-negara penjajah kufur.[] Lukman Indra Bayu

Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *