Istilah “Epidemi Kekerasan” Menyamarkan Genosida Terstruktur

 Istilah “Epidemi Kekerasan” Menyamarkan Genosida Terstruktur

MediaUmat Pernyataan Anggota Kongres AS Jerrold Nadler yang mengatakan “pembunuhan brutal” terhadap Sayfollah Musallet, seorang warga Palestina-Amerika berusia 20 tahun, mencerminkan “tingkat kekerasan yang sudah pada level epidemik” di wilayah pendudukan Tepi Barat dinilai menyamarkan kejahatan genosida terstruktur.

“Istilah epidemi kekerasan menyamarkan kejahatan genosida terstruktur,” tutur Direktur Forum on Islamic World Studies (FIWS) Farid Wadjdi kepada media-umat.com, Selasa (15/7/2025).

Pasalnya, jelas Farid, istilah ini menyiratkan kekerasan terjadi secara alami, acak, dan tidak terkendali, padahal yang terjadi adalah kekerasan terstruktur dan terencana oleh militer dan pemukim Zionis terhadap penduduk Palestina.

Menurut laporan organisasi HAM “B’Tselem”, kutip Farid, kekerasan pemukim Yahudi meningkat tajam sejak 2023, banyak di antaranya dilakukan dengan dukungan atau kehadiran tentara Israel.

Jadi, tegasnya, penggunaan istilah epidemi adalah upaya halus untuk membelokkan perhatian dari aktor utama, yaitu entitas kolonial Zionis yang melakukan kebijakan pembersihan etnis (ethnic cleansing) di wilayah pendudukan.

Farid menilai, pembunuhan ini adalah bagian dari politik genosida kolonial Zionis, bukan insiden biasa.

“Sayfollah Musallet bukan satu-satunya warga sipil Palestina-Amerika yang dibunuh. Tahun 2022, Omar Assad, warga AS berusia 78 tahun, tewas karena dicekik tentara Israel di Tepi Barat. Tidak ada satupun dari pelakunya yang dihukum,” ungkapnya.

Menurut laporan Al Jazeera dan Middle East Eye (15 Juli 2025), kata Farid, Sayfollah ditembak mati oleh pemukim bersenjata yang dikenal melakukan kekerasan terhadap warga Palestina.

“Hal ini menunjukkan bahwa pembunuhan seperti ini bukan kasus terisolasi, tapi bagian dari pola kekerasan yang didukung oleh struktur kolonial Zionis. Human Rights Watch dan Amnesty International dalam laporan tahun 2022 bahwa Israel menerapkan sistem apartheid terhadap Palestina,” pungkasnya.[] Achmad Mu’it

Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *