Israel Seharusnya Berkaca Diri dan Malu

 Israel Seharusnya Berkaca Diri dan Malu

Oleh: Sulistiawati Ummu Salamah
Politisi Muslimah

Israel kembali menunjukkan sikap arogan di panggung internasional. Entitas tersebut tidak terima atas keputusan Pemerintah Indonesia yang menolak memberikan izin kepada atlet Israel untuk mengikuti kejuaraan senam internasional di Jakarta.

Federasi Senam Israel bahkan mengajukan banding atas keputusan itu, dan menyebut langkah Indonesia, negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia—sebagai tindakan yang “keterlaluan”. (Reuters, 12 Oktober).

Sebelumnya, pada Jumat 10 Oktober, Indonesia secara resmi menolak visa untuk pesenam asal Israel di tengah gelombang protes terhadap agresi militer Israel di Gaza. Keputusan ini membuat atlet Israel batal tampil dalam Kejuaraan Senam Artistik Dunia bulan ini di Jakarta.

Dalam pernyataannya yang dikirim melalui surat elektronik, Federasi Senam Israel menyebut keputusan Indonesia sebagai sesuatu yang “mengganggu integritas olahraga internasional.” Mereka bahkan mengajukan permohonan mendesak ke Pengadilan Arbitrase Olahraga agar atletnya, termasuk peraih medali emas Olimpiade, Artem Dolgopyat, tetap dapat berpartisipasi.

Namun yang luput disadari Israel adalah bahwa penolakan ini bukan semata-mata soal olahraga. Dunia tengah menyaksikan genosida yang dilakukan terhadap rakyat Palestina di Gaza. Tindakan brutal yang menewaskan ribuan warga sipil, merampas tanah, dan memblokade kebutuhan dasar umat manusia telah mengguncang hati nurani dunia. Bahkan negara-negara non-Muslim pun turut mengecam penjajahan dan kekejaman Israel.

Jika hanya ditolak bertanding Israel menyebutnya “keterlaluan”, maka apa sebutan yang pantas untuk pembunuhan massal terhadap umat Islam di Palestina? Untuk penjarahan tanah, penghancuran rumah, dan pelaparan sistematis yang dilakukan terang-terangan di depan mata dunia? Bukankah itu jauh lebih keterlaluan, bahkan biadab?

Israel seharusnya berkaca diri. Posisi entitas ini sudah sangat terpojok di mata dunia internasional. Sudah selayaknya merasa malu untuk menuntut pengakuan atau berpartisipasi dalam kegiatan global. Dunia tahu bahwa kekuatan Israel bukanlah kekuatan sejati, melainkan hasil peliharaan dan dukungan politik Amerika Serikat.

Sudah saatnya Israel sadar diri. Jangan menginjakkan kaki di negeri mana pun untuk mencari pengakuan, karena citra penjajahan tak akan pernah bisa ditutupi dengan bendera olahraga. Menggugat Indonesia ke lembaga peradilan internasional justru hanya akan memperlihatkan wajah asli Israel: entitas penjajah yang kehilangan nurani dan kehormatan.

Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *