Inilah Kesalahan Paradigma Pengelolaan Infrastruktur Publik

Mediaumat.id – Bangkrutnya BUMN yang ditugaskan membangun jalan tol sehingga jalan tol yang dibanggakan tersebut akan dijual semua, dinilai merupakan kesalahan paradigma dalam mengelola infrastruktur publik.

“Ini merupakan kesalahan paradigma dalam mengelola infrastruktur publik yang mengadopsi sistem kapitalisme. Ini bertentangan dengan Islam,” ujar Peneliti Forum Analisis dan Kajian Kebijakan untuk Transparansi Anggaran (FAKKTA) Muhammad Ishak kepada Mediaumat.id, Ahad (20/11/2021).

Menurut Ishak kesalahan paradigma tersebut antara lain adalah: Pertama, pemerintah memaksakan membangun tol yang tidak prioritas di saat kondisi keuangan negara dibebani utang, sehingga pembangunan itu dialihkan kepada BUMN

Kedua, BUMN tersebut tidak punya modal, sehingga terpaksa meminjam di bank ataupun menggandeng investor asing. Akibatnya ketika tidak mampu membayar utangnya, maka sebagian terpaksa menjual aset-aset yang telah mereka bangun, seperti yang terjadi pada beberapa BUMN Karya seperti Waskita dan Hutama Karya.

Ketiga, strategi ini jelas berbahaya, sebab potensi tol-tol tersebut jatuh ke swasta sangat besar. Akibatnya tol semakin dikuasai swasta yang mengelola jalan secara komersial alias mencari untung. Jika demikian, yang dirugikan adalah rakyat pengguna jalan tol tersebut, sebab tarifnya akan terus mengalami kenaikan.

Keempat, sistem perbankan dan keuangan ribawi membuat pembiayaan infrastruktur bergantung pada utang riba yang bunganya sangat tinggi. Dan jika BUMN tersebut tidak mendapatkan keuntungan, seperti saat ini ketika pendapatan tol rendah karena traffic turun, maka BUMN itu tetap harus membayar cicilan dan bunganya.

“Semestinya infrastruktur publik itu harus dibangun dan dioperasikan oleh pemerintah sebagai bagian dari pelayanan publik, bukan dilepas ke swasta,” pungkas Ishak. []Agung Sumartono

Share artikel ini: