Inikah Penyebab Rezim Sensitif terhadap Kritik?

 Inikah Penyebab Rezim Sensitif terhadap Kritik?

Mediaumat.news – Aktivis 98 Agung Wisnuwardana mengungkap latar belakang rezim negeri ini yang begitu sensitif dalam menghadapi kritik. “Pertama, saya melihat kelemahan mereka. Semakin lemah semakin reaktif,” tuturnya pada Mediaumat.news, Ahad (20/09/2020).

Kedua, betapa mereka ingin mempertahankan kekuasaan. Sehingga mereka harus reaktif terhadap kritik yang ada.

Ketiga, berarti ada desakan dari mungkin pihak-pihak di bawah meja, pihak-pihak lain yang ingin kekuasaannya tetap ada tidak peduli kritik yang ada di tengah-tengah masyarakat. Kalau perlu masyarakat itu ditekan diintimidasi.

Menimbulkan Konflik

Menurut Agung, yang menjadi masalah berikutnya kalau kemudian proses pengintimidasian atau proses counter kritik itu dilakukan dengan menggunakan ormas lain atau pihak juga masyarakat sipil. Ini akan menimbulkan konflik di tengah-tengah masyarakat.

Menurut Agung, sebenarnya tidak hanya ini pemanfaatan atau pemanfaatan masyarakat sipil. Kasus misalkan terkait dengan pendisiplinan Covid-19 menggunakan preman. Itu kan juga bagian sebenarnya yang ingin mencoba menghadap-hadapkan masyarakat dan itu akan menimbulkan konflik.

Belum lagi kasus yang disampaikan Kapolri terkait dengan peraturan Kapolri baru tentang Pam Swakarsa, yang menjadi petugas keamanannya adalah masyarakat sendiri untuk menjaga ketertiban.

Menurut Agung, makna menjaga ketertiban itu bisa disalahgunakan rezim negeri ini. Dan akhirnya dihadap-hadapkan itu antara masyarakat sipil dengan masyarakat sipil. Itu persoalan yang sangat rumit. Dan ini tidak seharusnya rezim negeri ini melakukan hal-hal yang demikian adanya.

“Oleh karena itu saya menghimbau pada rezim negeri ini agar hal-hal demikian disudahi, dengarkan kritik itu, terimalah, dengarkan dengan baik dan tanggapilah dengan baik dan tidak perlu kemudian diduga menggunakan ormas atau yang lain yang tujuannya untuk melakukan intimidasi kepada pihak-pihak yang mengkritisi rezim negeri ini,” pungkasnya.[] Achmad Mu’it

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *