Ini Poin Penting Pidato Presiden Kolombia di PBB Soal Palestina

MediaUmat – Direktur Forum on Islamic World Studies (FIWS) Farid Wadjdi menilai ada sejumlah poin penting yang harus dicatat terkait pidato Presiden Kolombia Gustavo Petro soal Palestina di sidang umum PBB beberapa waktu lalu.
“Terkait dengan pernyataan Presiden Kolombia di sidang umum PBB, ada beberapa poin penting,” ujarnya kepada media-umat.com, Selasa (7/10/2025).
Pertama, penyebutan genosida oleh Petro di forum internasional menunjukkan kebenaran tragedi kemanusiaan di Palestina semakin sulit ditutup-tutupi. Pernyataan itu sejalan dengan berbagai laporan lembaga internasional yang juga mengakui adanya genosida, termasuk utusan PBB maupun lembaga internasional seperti ICC
“Ketika disampaikan adanya genosida di sidang umum PBB, ini menunjukkan semakin terang-benderangnya bahwa genosida di Palestina itu tidak bisa lagi ditutup-tutupi. Sampai ini dibicarakan oleh seorang Gustavo Petro di dalam sidang majelis umum PBB,” ujar Farid.
Kedua, seruan Petro agar dibentuk tentara internasional sangat masuk akal. Menurutnya, langkah itu sesuai dengan nalar rasional dan kemanusiaan karena genosida tidak mungkin dihentikan jika hanya bergantung pada negara-negara besar yang justru menjadi pendukung Israel. Solusi nyata hanya bisa dilakukan melalui mobilisasi kekuatan militer internasional.
“Seruan tentara internasional adalah seruan yang masuk akal untuk apa yang dia sebut melawan tirani dan totalitarianisme yang dilakukan oleh Zionis Israel dan didukung oleh Amerika dan NATO,” tegasnya.
Ketiga, Petro memahami persoalan bukan hanya pada entitas Israel, tetapi pada dukungan penuh negara-negara Barat.
“Karena itu, ia menyebut seruan Petro merupakan upaya melawan tirani dan totalitarianism,” tegas Farid.
Ini, menurut Farid, sangat penting. Karena itulah yang bisa menghentikan genosida saat sekarang ini. Bukan hanya diplomatik, bukan hanya kemanusiaan, tapi ada tindakan untuk tentara.
Keempat, Farid pun mengaitkan seruan Petro dengan gagasan Hizbut Tahrir yang sejak lama menyerukan pengiriman tentara dari negeri-negeri Islam. Menurutnya, solusi sesungguhnya adalah penyatuan umat Islam dalam naungan khilafah.
“Apa yang diserukan oleh Hizbut Tahrir untuk mengirimkan tentara negeri-negeri Islam, menyatukan negeri Islam di bawah naungan Khilafah ‘ala Minhajin Nubuwwah, ini adalah suatu hal yang masuk akal, rasional, apalagi bagi seorang Muslim,” bebernya.
Kelima, pernyataan Petro tersebut juga merupakan tamparan keras bagi penguasa negeri-negeri Islam. Pasalnya, jelas Farid, para pemimpin Muslimlah seharusnya yang paling berkepentingan terhadap persoalan Palestina, bukan berharap pada Amerika Serikat.
“Seorang Muslim tidak boleh membiarkan saudaranya itu dizalimi. Ada prinsip ukhuwah islamiah dan prinsip anti-penjajahan,” pungkasnya.[] Lukman Indra Bayu
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat