Indef: Dunia Hari Ini Tidak Sedang Mengalami Krisis Ekonomi Biasa

Mediaumat.info – Terkait tarif resiprokal Trump dan pengaruhnya terhadap kinerja ekonomi global, Ekonom Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Dr. Rizal Taufikurrahman, menilai bahwa dunia hari ini tidak sedang mengalami krisis ekonomi biasa.
“Dunia hari ini, tidak sedang mengalami krisis ekonomi biasa,” tuturnya dalam Fokus Reguler: Perang Dagang Trump, Kenapa? di kanal YouTube UIY Official, Ahad (13/4/2025).
Karena, menurutnya, kebijakan tarif resiprokal Trump merupakan salah satu kebijakan yang memengaruhi gejolak ekonomi global, seperti ketegangan geopolitik, perang dagang seperti saat ini, disrupsi teknologi, kemudian lonjakan ketimpangan yang telah membentuk ulang arah globalisasi.
“Ini adalah gejala yang merupakan… salah satu terjadi ‘perubahan konsensus lama’ sebenarnya, dalam dunia yang saat ini sedang mengalami ketidakseimbangan,” ulasnya.
Jadi, lanjutnya, gagasan lama pasar bebas atau liberalisasi atau deregulasi, itu sudah tidak memadai lagi. Trump mencoba mencari instrumen baru, karena AS selalu mencari instrumen untuk bisa mendorong negara kapitalismenya ini tetap eksis dan punya pengaruh terhadap hegemoni global.
“Dan, kalau kita bicara kebijakan Trump ini kan, kembali lagi kalau basicly ekonomi, atau kalau basisnya pada fakta ekonomi, memang Trump itu terhenyak ketika melihat fakta neraca perdagangannya itu, defisit yang cukup signifikan,” terangnya.
Bahkan, ia menjelaskan, dari Indonesia itu termasuk yang memberikan kontribusi defisit.
“Itu hampir US$18 miliar, yang paling besar itu justru Cina, hampir US$300 miliar, kemudian diikuti oleh Mexico US$157 miliar, Vietnam US$109 miliar, ditambah juga pertumbuhan ekonomi Amerika juga sedang (dalam) kondisi turun, dan diprediksi turun dari kondisi defisit perdagangannya,” jelasnya.
Ia memandang, kebijakan Trump ini, ingin mendorong ekonominya dengan cara membalikkan defisit, setidaknya seimbang.
“Nah, dia coba me-restart kebijakan tarifnya atau perdagangan barier to entry to America-nya (dengan) melakukan kebijakan ini,” ulasnya.
Tarif Dagang Indonesia
Menurutnya, memang sebenarnya, Indonesia sudah menetapkan tarif untuk barang-barang dari komoditas dari Amerika itu, yang dikenakan ke Amerika itu katakanlah Indonesia itu 64%.
“Dan itu resiprokal, ini (tarif 32%) balasan dari Amerika terhadap negara-negara di dunia yang selama ini melakukan hubungan dagang, sehingga, jawabannya dari Trump itu setengahnya ya..50% dari tarif yang dikenakan ke Amerika,” pungkasnya.[] ‘Aziimatul Azka
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat