HT Sudan: Pemerintahan Koalisi Fondasional Percepat Rencana AS Pisahkan Darfur

MediaUmat Hizbut Tahrir di Wilayah Sudan menilai pembentukan pemerintahan paralel oleh Koalisi Fundasional Sudan sebagai bagian dari skenario Amerika Serikat untuk memecah belah wilayah Sudan, khususnya di kawasan Darfur. Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Juru Bicara Resmi Hizbut Tahrir di Wilayah Sudan, Ibrahim Othman (Abu Khalil), menanggapi pengumuman RSF pada Sabtu, 26 Juli 2025, tentang pengangkatan Presiden, Wakil Presiden, dan Perdana Menteri dalam kerangka pemerintahan alternatif.

“Langkah ini bukan sekadar manuver politik, melainkan percepatan rencana lama Amerika untuk memecah belah Sudan, sebagaimana mereka dulu memaksakan pemisahan Sudan Selatan melalui tekanan terhadap pemerintahan al-Bashir,” ujar Ibrahim Othman dalam siaran pers yang dirilis oleh Hizbut Tahrir.

Koalisi yang dikenal dengan nama “Ta’sis” ini merupakan gabungan dari Pasukan Dukungan Cepat (RSF), Gerakan Pembebasan Rakyat Sudan–Utara, dan beberapa kelompok militer, politik, dan suku lainnya. Piagam koalisi ditandatangani pada Februari lalu di Nairobi, Kenya.

Ibrahim menegaskan bahwa semua perkembangan tersebut menunjukkan adanya proyek pemisahan Darfur yang kini digerakkan melalui RSF, dengan pembiaran dari pihak militer yang dipimpin oleh Abdel Fattah al-Burhan. “Pasukan ditarik secara mencurigakan, kamp dan kota-kota militer diserahkan ke RSF, dan tidak ada upaya nyata untuk menghentikan pemberontakan. Ini bukan kelemahan, tapi pengkhianatan terstruktur,” katanya.

Lebih lanjut, ia mengutip pengakuan mantan Presiden Omar al-Bashir yang pernah menyatakan bahwa pemisahan Sudan Selatan adalah hasil tekanan langsung dari Amerika. “Pemerintahan sebelumnya tahu dan melaksanakan agenda Amerika. Kini pola yang sama diulang, kali ini di Darfur,” tambah Ibrahim.

Ibrahim juga menyoroti peran media yang dinilainya turut menyesatkan publik serta keterlibatan elite politik yang hanya berorientasi pada kekuasaan sempit. “Sangat menyakitkan melihat proyek pemecahan negeri umat Islam dijalankan secara terang-terangan, dibantu oleh politisi bayaran dan media yang ikut membingungkan umat,” ujarnya.

Ia mengingatkan bahwa pemecahan wilayah kaum Muslimin adalah dosa besar. Mengutip hadis Nabi Muhammad SAW, ia menyatakan bahwa siapa pun yang memecah belah umat Islam atau berkontribusi dalam memisahkan persatuan mereka, patut dikenai sanksi tegas.

Sebagai penutup, Ibrahim menyerukan kepada para perwira militer yang tulus dan pemilik kekuatan untuk menggagalkan proyek jahat ini. “Sudan membutuhkan solusi mendasar, bukan tambal sulam kolonial. Kami menyeru kalian untuk mendukung proyek agung umat, yakni penegakan Khilafah Rasyidah ‘ala minhaj an-nubuwwah, sebagai satu-satunya jalan keselamatan,” tegasnya.

“Maka siapa yang hidup di antara kalian kelak akan melihat banyak perbedaan. Maka peganglah sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin yang mendapat petunjuk. Gigitlah ia dengan gigi geraham kalian.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)[]AF

Sumber : hizb-ut-tahrir.info

Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini: