Hizbut Tahrir: “Penentuan Nasib Sendiri” adalah Proyek Kolonialis untuk Memecah Belah Sudan dan Negeri-negeri Islam

 Hizbut Tahrir: “Penentuan Nasib Sendiri” adalah Proyek Kolonialis untuk Memecah Belah Sudan dan Negeri-negeri Islam

Kantor Media Pusat Hizbut Tahrir menegaskan bahwa apa yang disebut dengan “hak menentukan nasib sendiri” tidak lain hanyalah proyek kolonialis Barat untuk memecah belah negeri-negeri Islam, termasuk Sudan. Hal ini ditegaskan dalam rilis yang ditulis oleh Rana Mustafa untuk Kantor Media Pusat Hizb ut Tahrir pada  Ahad (14/9).

Menurut rilis tersebut, sejarah panjang perpecahan negeri-negeri Islam membuktikan tangan kotor kolonialis Barat. Sejak pendudukan Inggris atas Mesir pada 1882, Inggris dan Amerika telah bersekongkol menyiapkan opini publik untuk menerima pemisahan Sudan dari Mesir melalui perjanjian 1953. Inilah yang akhirnya melahirkan Republik Sudan tahun 1956.

Namun, kolonialisme tidak berhenti di situ. Inggris sejak awal telah menjalankan politik isolasi Selatan dari Utara, membatasi penyebaran Islam, mendukung misionaris, hingga menanamkan kebencian antara warga Utara dan Selatan. Amerika kemudian melanjutkan rencana tersebut dengan cara internasionalisasi isu Sudan sehingga solusi ditentukan oleh negara-negara besar sesuai kepentingan mereka.

Rilis Hizbut Tahrir menegaskan, pemisahan Sudan Selatan pada 9 Juli 2011 adalah hasil langsung dari proyek kolonialis tersebut. Referendum “penentuan nasib sendiri” yang menghasilkan 98,83% suara untuk pemisahan hanyalah skenario yang sudah diatur sejak awal oleh Barat dengan restu penguasa Sudan.

Kini, pola yang sama mulai terlihat dalam isu Darfur. Amerika disebut tengah mempercepat proyek pemisahan Darfur, sebagaimana sebelumnya ia berhasil memisahkan Sudan Selatan. Eropa, khususnya Inggris dan Prancis, juga disebut berperan dalam memperbesar isu Darfur untuk menyaingi pengaruh Amerika di Sudan.

“Sudan telah menjadi mainan di tangan Amerika, dimainkan sesuka hati. Solusi yang ditawarkan Barat atas konflik Sudan dan Darfur akan mengulang skenario pemisahan Sudan Selatan,” tegas Hizbut Tahrir dalam rilisnya.

Hizbut Tahrir memperingatkan rakyat Sudan agar tidak terus menjadi bidak catur bagi musuh-musuh umat. Mengandalkan Amerika atau Barat untuk menyelesaikan persoalan negeri hanya akan membawa kehinaan, perpecahan, dan kehancuran.

Rilis itu juga menegaskan seruan agar umat Islam segera kembali kepada Islam sebagai jalan kebangkitan dan keselamatan, dengan berhukum kepada syariah Allah dan meneladani Rasulullah ﷺ dalam seluruh aspek kehidupan.

Allah SWT berfirman:
“Maka jika kamu berselisih tentang sesuatu, kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama dan lebih baik akibatnya.” (QS. An-Nisa: 59)

Kantor Media Pusat Hizbut Tahrir menutup rilisnya dengan menyerukan kepada umat: “Maka, apakah kalian akan menjawab seruan Allah dan Rasul-Nya yang memberi kehidupan bagi kalian?”[]

 

Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *