Hasbi Aswar: Tanpa Perjuangkan Khilafah, Bela Palestina seperti Konser

 Hasbi Aswar: Tanpa Perjuangkan Khilafah, Bela Palestina seperti Konser

MediaUmat Menjelaskan mengapa penjajahan atas Palestina terus berlanjut tanpa solusi tuntas, Pengamat Hubungan Internasional Hasbi Anwar, Ph.D., menyatakan, selama umat Islam tidak memperjuangkan tegaknya khilafah, perjuangan membela Palestina hanya seperti konser (bersifat musiman—insidental dan seremonial).

“Kalau kita tidak memperjuangkan khilafah, perjuangan kita hanya seperti konser—musiman. Ramai ketika Gaza diserang, lalu diam saat penderitaan terus berlangsung,” tandasnya dalam diskusi Palestina Masih Dijajah, Senin (19/10/2025) di kanal YouTube Rayah TV.

Menurutnya, perjuangan yang bersifat emosional dan temporer hanya akan menguntungkan penjajah. Dukungan terhadap Palestina, kata Hasbi, tidak boleh berhenti pada aksi simbolik, doa, atau penggalangan dana semata.

“Selama umat tidak memiliki sistem yang melindungi, semangat itu akan hilang seiring waktu,” ujarnya menekankan.

Menurut Hasbi, gencatan senjata yang terjadi bukanlah hasil diplomasi atau tekanan Amerika Serikat, melainkan buah dari kegigihan rakyat Gaza sendiri yang tak pernah berhenti melawan.

“Yang memaksa dunia bergeser itu bukan Trump, bukan Mesir, bukan negara-negara Muslim, tapi rakyat Gaza yang terus melawan,” paparnya.

Ia menegaskan, kekuatan sejati tidak lahir dari meja perundingan, tetapi dari keberanian melawan penjajahan secara nyata. Keberanian rakyat Gaza itulah yang menumbuhkan tekanan global hingga sebagian negara Barat meninjau ulang hubungan mereka dengan Israel. Namun, negara-negara Muslim justru tampil lemah dan cenderung tunduk kepada kepentingan Amerika Serikat.

“Mayoritas negara Muslim hanya main di lisan saja—retorika dua negara—tapi secara nyata justru menguntungkan Israel,” jelasnya.

Hasbi melihat, diplomasi yang dijalankan selama ini hanyalah alat pengalihan isu agar dunia Islam tetap diam dan kehilangan arah perjuangan.

“Diplomasi itu bukan jalan penyelesaian, tapi cara menunda kemenangan Islam. Diplomasi hanya menenangkan emosi umat, sementara penjajah terus memperluas wilayahnya,” tegasnya.

Dalam konteks ini, Hasbi juga menyoroti klaim solusi dua negara yang terus diulang oleh negara-negara Barat. Menurutnya, gagasan tersebut hanyalah utopia politik yang menipu umat.

“Yang punya tentara, yang menguasai darat, laut, dan udara, itu Israel. Palestina tidak punya tentara, tidak punya kedaulatan. Ini one state reality, bukan dua negara,” ungkapnya.

Ia menyebut narasi dua-negara itu sebagai bentuk eskapisme politik—strategi negara-negara yang ingin terlihat mendukung Palestina tanpa berani menentang Amerika Serikat.

“Ini politik menyelamatkan diri. Karena kalau mereka menolak narasi Amerika, maka yang dihadapi pertama kali adalah Amerika sendiri,” lanjutnya menegaskan.

Lebih jauh, Hasbi mengingatkan, selama dunia Islam terpecah dalam kerangka nasionalisme dan sekularisme, tidak akan ada satu pun kekuatan yang mampu melawan penjajahan Zionis.

“Negara-negara Muslim hari ini hanya memikirkan kepentingan masing-masing, bergantung pada Barat, dan tidak berani membuat narasi sendiri. Karena itu, perjuangan sejati adalah menegakkan khilafah yang menjadi pelindung seluruh umat,” tegasnya.

Dalam pandangannya, khilafah bukan sekadar konsep teologis, melainkan sistem politik yang memiliki kekuatan militer, diplomatik, dan ideologis untuk menegakkan keadilan di bumi Palestina.

“Hanya kekuasaan Islam yang mampu menegakkan keadilan di tanah Palestina. Selama ini, kekuasaan nasionalis dan sekuler justru melahirkan penindasan dan penjajahan,” terangnya.

Ia menutup pernyataannya dengan keyakinan bahwa tegaknya khilafah akan membawa perubahan besar bagi dunia Islam dan rakyat tertindas di seluruh penjuru bumi.

“Ketika khilafah tegak, bukan hanya masalah Palestina yang akan selesai. Khilafah itu akan menjadi solusi terhadap semua persoalan umat—dari ekonomi, keadilan sosial, hingga kedaulatan politik,” pungkasnya.[] Zainard

Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *