Pada 19 Agustus 2025, Pengadilan Pidana Distrik Uchtepa Tashkent memulai sidang kasus pidana terhadap tokoh agama Alisyer Tursunov, yang dikenal publik dengan nama samaran Mubasysyir Ahmad. Berita tersebut dilaporkan oleh Aziz Abidov, kepala layanan pers Mahkamah Agung Uzbekistan. Berdasarkan dakwaan, Tursunov didakwa berdasarkan tiga pasal KUHP Uzbekistan, yaitu:
Pasal 156, Bagian 2 – tindakan yang disengaja yang merendahkan kehormatan dan martabat bangsa, menghina perasaan warga negara berdasarkan keyakinan agama atau ateisme mereka, yang dilakukan dengan tujuan memprovokasi permusuhan, intoleransi, atau fitnah di antara kelompok-kelompok penduduk berdasarkan kebangsaan, ras, etnis, atau agama …
Pasal 244-1, Bagian 3, Ayat “g” – produksi, penyimpanan, distribusi, atau tampilan materi yang menimbulkan ancaman terhadap keamanan publik dan ketertiban umum melalui penggunaan media massa, jaringan telekomunikasi, atau Internet.
Pasal 244-3 – produksi, penyimpanan, impor, atau distribusi materi keagamaan secara ilegal.
Secara keseluruhan, dakwaan tersebut dapat mengakibatkan hukuman penjara yang lama.
***** ***** *****
Perlu diingat bahwa Mubashshir Ahmad, seperti banyak tokoh agama lainnya, meyakini ketulusan janji reformasi Presiden Shavkat Mirziyoyev setelah ia berkuasa. Pada tahun 2017, ia mendirikan grup Azon New Media, yang mencakup situs web Azon.uz, radio daring Azon FM, dan televisi daring Azon TV. Portal Azon.uz menjadi media terkemuka di Uzbekistan yang meliput topik-topik keagamaan dan pendidikan.
Pada tahun 2021, Mubashshir Ahmad melaporkan adanya tekanan dari Komite Urusan Agama Uzbekistan terkait kebijakan editorial portal tersebut—sesuatu yang dibantah Komite secara terbuka saat itu. Kemudian, staf Azon.uz didenda karena menerbitkan materi keagamaan yang menurut pengadilan, dapat membahayakan hubungan luar negeri Uzbekistan.
Ketika portal tersebut ditutup pada Agustus 2023, Mubashshir Ahmad pindah ke Turki, yang—seperti banyak tokoh agama lainnya—ia anggap sebagai tempat yang aman untuk melanjutkan karyanya. Pada bulan November di tahun yang sama, ia meluncurkan portal baru, Azon Global. Namun, pada akhir Desember tahun itu, aparat penegak hukum Turki menahan Mubashshir Ahmad dan menempatkannya di pusat deportasi. Setelah beberapa bulan ditahan, ia akhirnya dibebaskan.
Akhirnya, pada bulan Februari tahun ini, pasukan keamanan Uzbekistan mengumumkan dimulainya kasus pidana terhadap Tursunov atas tuduhan “mendirikan, memimpin, atau berpartisipasi dalam organisasi ekstremis agama, separatis, fundamentalis, atau organisasi terlarang lainnya.” Pada bulan Mei, dinas khusus Turki kembali menahannya, dan kali ini ia segera diekstradisi ke Uzbekistan.
Kasus Mubashshir Ahmad menjadi contoh bagi para aktivis masa kini yang berharap menemukan keamanan dan peluang dengan bekerja sama dengan para penguasa negeri-negeri Islam. Para penguasa tersebut, dikatakan tidak memiliki batasan moral dan bertindak semata-mata demi kepentingan pribadi. Jika menguntungkan mereka secara politik, mereka tidak akan ragu untuk menyerahkan sesama Muslim. Belum lagi fakta bahwa para penguasa ini tidak benar-benar memerintah diri mereka sendiri—mereka sebagian besar memainkan peran yang diberikan oleh penjajah Barat yang membawa mereka ke tampuk kekuasaan. [] Muhammad Manshur
Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 13/9/2025.
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat