Hanya Khilafah yang Dapat Mewujudkan Perubahan Nyata

Perubahan itu adalah sunah kehidupan secara umum yang terjadi di alam semesta dan pada semua makhluk (ciptaan)-Nya. Tanah menjadi hidup (subur) dengan hujan setelah kematian (tandus dan tidak subur), sedang siang dan malam bergantian antara terang dan gelap. Begitu juga halnya masyarakat, umat dan bangsa, yang bertransformasi dari dekadensi dan keterbelakangan menuju kemakmuran dan kemajuan, serta dari kelemahan menuju kekuatan. Perubahan juga terjadi dari kemakmuran dan kekuatan menuju keterbelakangan dan kelemahan. Hukum perubahan yang telah dijelaskan oleh Allah SWT dalam Kitab-Nya adalah sunah yang tetap, dan tidak berubah. Allah SWT berfirman:

﴿إِنَّ اللّهَ لاَ يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنْفُسِهِمْ﴾

Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (TQS. Ar-Ra’d [13] : 11).

Jika mereka berpegang teguh dengan agamanya dan metode yang diwahyukan kepada Rasul-Nya SAW, sebagaimana yang pernah dilakukan dengan baik dan benar oleh generasi pertama dari para sahabat, tabiin dan tabiut tabiin, maka mereka meraih kemenangan dan kekuatan, sebaliknya jika manusia jauh dari metode Allah SWT dan jalan-Nya yang lurus, maka akan terjadi kemerosotan, keterbelakangan, kelemahan dan kehinaan, dan inilah keadaan umat hari ini setelah meninggalkan metode Tuhannya dalam pemerintahan, politik, ekonomi, dan sebagainya, bahkan mengikuti keinginan hawa nafsu orang-orang yang dimurkai dan yang tersesat (Yahudi dan Nasrani), maka kondisi umat mulai goyah dan mencari perubahan untuk kondisinya yang menyedihkan dengan metode yang sama, yang telah membawanya pada demerosotan dan keterbelakangan ini. Akan tetapi umat Islam adalah umat yang baik, dimana hal baik yang ada pada umat tidak akan terputus, sedang akidah yang kokoh dalam hati dan jiwa terus mendorong untuk untuk melakukan perubahan.

Tetapi perubahan yang akan mengubah kehidupan sempit dan sulit ini menjadi kehidupan yang tenteram, bukanlah perubahan sipil atau militer di bawah sistem buatan manusia yang membuat pemisahan agama dari kehidupan (fashluddīn ‘anil hayāh) sebagai keyakinan yang menjadi landasan semua perbuatannya. Perubahan nyata itu hanya dapat terjadi dengan metode Islam yang lurus dan benar. Allah SWT berfirman:

﴿فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلا,يَضِلُّ وَلا يَشْقَى * وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكاً﴾

Barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit.” (TQS. Thaha [20] : 123-124).

Sementara metode Allah SWT dan hukum-hukum-Nya ini hanya bisa diterapkan dalam naungan sistem bernegara yang telah ditetapkan dan dicontohkan oleh Rasulullah SAW, yaitu sistem Khilafah:

«كَانَت بَنُو إسرَائِيلَ تَسُوسُهُمُ الأَنْبياءُ، كُلَّما هَلَكَ نَبِيٌّ خَلَفَهُ نَبيٌّ، وَإنَّهُ لا نَبِيَّ بَعدي، وسَيَكُونُ بَعدي خُلَفَاءُ فَيَكثُرُونَ، قالوا: يَا رسول اللَّه، فَما تَأْمُرُنَا؟ قَالَ: أَوفُوا بِبَيعَةِ الأَوَّلِ فالأَوَّلِ، ثُمَّ أَعطُوهُم حَقَّهُم، وَاسأَلُوا اللَّه الَّذِي لَكُم، فَإنَّ اللَّه سائِلُهم عمَّا استَرعاهُم»

Dulu Bani Israil itu dipimpin oleh para nabi. Ketika seorang nabi wafat, ia akan digantikan oleh nabi yang lain. Sesungguhnya tidak ada seorang nabi pun setelahku. Yang akan ada adalah para Khalifah sehingga jumlah mereka banyak.” Mereka (para sahabat bertanya), “Wahai Rasulullah, apa yang engkau perintahkan kepada kami?” Baginda menjawab, “Tunaikanlah baiat yang pertama. Yang pertama saja. Kemudian berikan kepada mereka haknya. Mohonlah kepada Allah yang menjadi hak kalian. Karena Allah akan memintai pertanggungjawaban mereka atas apa yang Dia minta untuk mereka urus.” (HR. Bukhari Muslim).

Hanya Khilafah yang akan mengubah keadaan umat menuju perubahan nyata yang diimpikannya, melalui bukti-bukti sebagai berikut:

Pertama: Khilafah yang akan menyatukan kaum Muslim menjadi satu kesatuan, mengingat Khilafah adalah kepemimpinan umum kaum Muslim di dunia ini, sebab kaum Muslim itu semuanya adalah satu umat. Allah SWT berfirman:

﴿إِنَّ هَذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاعْبُدُونِ﴾

Sesungguhnya (agama Tauhid) ini adalah agama kamu semua, agama yang satu, dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku.” (TQS. Al-Anbiyā’ [21] : 92). Dan firman-Nya:

﴿وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعاً وَلَا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَاناً﴾

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara.” (TQS. Ali Imran [3] : 103).

Kedua: Khilafah akan mengubah konstitusi dan undang-undang buatan manusia yang telah membuat celaka umat Islam, dan bahkan seluruh dunia, sehingga konstitusi dan semua undang-undang lainnya akan didasarkan pada Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya SAW, serta Ijmak Sahabat dan Qiyas ilatnya adalah ilat syar’iyah (dari dalil-dalil syariah), sehingga rahmat akan mewarnai kehidupan di bumi.

﴿وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ﴾

Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (TQS. Al-Anbiyā’ [21] : 107).

Ketiga: Khilafah adalah satu-satunya yang akan menghentikan campur tangan kaum kafir kolonial dalam urusan kita, tidak seperti yang terjadi hari ini. Khilafah tidak akan mengizinkan rakyat negara, baik individu atau kelompok, untuk berkomunikasi dengan orang-orang kafir dan kedutaan mereka, atau menjalin hubungan dengan mereka, karena hubungan dengan negara akan terbatas hanya pada negara saja.

Keempat: Khilafah adalah yang akan melindungi rakyatnya dari pelanggaran atas kesuciannya, atau darahnya tertumpah secara zalim. Nabi SAW bersabda:

«إِنَّمَا الْإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ«

Sesungguhnya Imam (Khalifah) itu adalah perisai, di belakangnya (rakyat) akan berperang, dan dengannya  (rakyat) akan berlindung.” (HR. Bukhari).

Nabi SAW mengusir orang-orang Yahudi Bani Qaynuqa’ dari Madinah, sebab mereka berupaya membuka pakaian yang menutupi aurat seorang wanita Muslim. Khalifah al-Mu’tashim memimpin pasukan untuk seorang wanita yang mencari bantuan darinya saat ditawan penguasa Romawi.

Kelima: Khilafah sendiri yang akan mengembalikan Al-Aqsha dan negara-negara Muslim yang diduduki melalui jihad. Bahkan Khilafah yang akan menaklukkan Roma dan negara-negara kafir lainnya. Khilafah akan membawa kepada mereka cahaya dan petunjuk, serta membawa mereka keluar dari gelapnya kekafiran dan penindasan kapitalisme menuju cahaya Islam dan keadilannya.

Keenam: Khilafah akan menghapus pemiskinan dengan mengarahkan kekayaan umat yang dijarah hari ini oleh kaum kafir kolonial melalui penguasa ruwaibidhah (bodoh) di negeri-negeri Muslim, mengarahkan kekayaan ini untuk melayani Islam dan kaum Muslim. Islam satu-satunya yang menjamin kebutuhan primer setiap individu rakyat: sandang, pangan dan papan, serta menjamin kebutuhan kolektif: kesehatan, pendidikan, dan keamanan. Semua itu sesuai dengan ketentuan Islam yang dibawa oleh wahyu dari Dzat Yang Mahahalus dan Mahateliti.

Ketujuh: Khilafah akan mengembalikan kepada umat kekuatannya yang hilang, dan martabatnya yang terbuang, sebab tidak ada kekuatan bagi kaum Muslim tanpa Islam. Allah SWT berfirman:

﴿وَلِلَّهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَلَكِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَا يَعْلَمُونَ﴾

Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui.” (TQS. Al-Munafiqun [63] : 8).

Al-Faruq Umar bin Al-Kattab RA berkata:

إِنَّا قَوْمٌ أَعَزَّنَا اللهُ بِالإسْلاَمِ، فَلَنْ نَبْتَغِي العِزَّةَ بِغَيْرِهِ

Sesungguhnya kami adalah kaum yang Allah muliakan (kuatkan) dengan Islam, maka tidaklah kami mencari kemuliaan (kekuatan) dengan yang selainnya.

Kedelapan: Dengan Khilafah, kebaikan umat ini akan kembali lagi, di mana Allah SWT berfirman:

﴿كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ﴾

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” (TQS. Ali Imran [3] : 110).

Kebaikan ini akan ada dengan bangkitnya umat melalui negara Khilafah yang berkewajiban mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia dengan dakwah dan jihad.

Kesembilan: Dengan Khilafah, peta dunia akan berubah, dan wajah sejarah akan ikut berubah. Peta politik di dunia saat ini dikuasai oleh Barat, kaum kafir kolonial, khususnya Amerika, yang memaksakan nilai-nilai dan kebijakan-kebijakannya ke seluruh dunia, padahal itu adalah kebijakan yang batil dilihat dari segala hal, perasaan, akal dan kenyataan, bahkan itulah yang membuat dunia saat ini diselimuti kesengsaraan dan kesulitan, termasuk dunia Islam kita, peta ini akan berubah ini untuk kepentingan negara Islam, Khilafah, sebab asas tegaknya Khilafah ada ideologi Islam yang agung, yaitu akidah tauhid yang memuaskan akal pikiran dan sesuai dengan fitrah, serta mengisi hati dengan ketenangan yang saat ini ketenangan itu tengah hilang dari dunia, melihat semua itu orang-orang masuk agama Allah secara berbondong-bondong, semua negeri memeluk agama yang benar dan ideologi Islam. Sehingga negara Khilafah menjadi negara nomor satu seperti sebelum keruntuhannya yang menjadi bunga dunia. Dengan demikian, wajah sejarah akan berubah, akan kembali bersinar setelah kegelapan, dan akan kembali adil setelah diwarnai kezaliman.

Sebagai penutup, kami katakan: Khilafah telah menjadi impian umat, dambaan setiap Muslim, serta harapan setiap orang yang tulus ikhlas dengan Islam dan hukum-hukumnya, juga Hizbut Tahrir yang para aktivis (syabāb)-nya telah bersumpah untuk melanjutkan kehidupan Islami dengan menegakkan Khilafah Rasyidah kedua ‘ala minhājin nubuwah, dimana mereka berjuang bersama umat dan berada di tengah-tengah mereka, bahkan demi kewajiban besar ini, mereka melakukannya siang dan malam, mereka tidak terganggu oleh orang-orang yang menentangnya.

Wahai penduduk Kordofan, wahai penduduk Al-Ubayyid, kami menyeru Anda untuk berjuang bersama dengan Hizbut Tahrir dan menolong para aktivis (syabāb)-nya, hingga tegaknya Khilafah ‘ala minhājin nubuwah, karena itu adalah kewajiban dari Tuhan Anda dan sumber kemuliaan Anda, bahkan itu adalah satu-satunya jaminan untuk perubahan nyata yang diimpikan.

﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ﴾

Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru Anda kepada suatu yang memberi kehidupan kepada Anda.” (TQS. Al-Anbiyā’ [21] : 107).

(*) Tulisan ini adalah makalah yang dipresentasikan oleh Ibrahim Utsman (Abu Khalil), juru bicara resmi Hizbut Tahrir di Wilayat Sudan, pada sebuah simposium di Al-Ubayyid, Kordofan Utara, pada 22 Rajab 1443 H./23 Februari 2022 M.

Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 1/3/2022.

Share artikel ini: