Hanya Akidah Islam yang Menjadi Dasar Negara, Konstitusi, dan Perundang-undangan

Hanya Akidah Islam yang Menjadi Dasar Negara, Konstitusi, dan Perundang-undangan, Tujuannya Adalah Agar Islam Berkuasa, Bukan Sekadar Seorang Muslim yang Berkuasa
Pada tanggal 2 Maret 2025, presiden transisi Suriah mengumumkan pembentukan komite ahli untuk merancang deklarasi konstitusional yang mengatur periode transisi di Suriah. Komite tersebut akan menyampaikannya kepada presiden transisi Suriah, Ahmed al-Syara’, hari ini, Kamis, 13 Maret 2025, yang kemudian disetujuinya. Komite menegaskan bahwa deklarasi tersebut mempertahankan nama negara sebagai “Republik Arab Suriah”, dan menetapkan agama kepala negara adalah “Islam”, sambil mempertahankan fiqih Islam sebagai sumber utama perundang-undangan, dan pemisahan kekuasaan secara menyeluruh. Deklarasi tersebut juga menetapkan pembubaran Mahkamah Konstitusi yang ada, pembentukan masa transisi lima tahun, dan pembentukan komite untuk menyusun konstitusi permanen. Majelis Rakyat akan memegang otoritas legislatif, sementara Presiden Republik akan memegang kekuasaan eksekutif.
Islam telah mewajibkan kita untuk menjadikan akidah Islam sebagai dasar negara, dan pada saat yang sama, akidah harus menjadi dasar konstitusi dan undang-undang, yaitu akidah merupakan satu-satunya sumber perundang-undangan, sehingga tidak boleh ada sumber perundang-undangan lain di sampingnya, seperti dalam kasus konstitusi positif, beberapa di antaranya mengklaim bahwa Islam adalah sumber utama atau dasar perundang-undangan, sementara pada kenyataannya mereka meminjam perundang-undangan dari Barat, yang asing bagi kita.
Wahai rakyat Syam: Agar pemerintahan dan negara menjadi Islam, maka akidah Islam harus menjadi satu-satunya sumber perundang-undangan. Hanya dengan ini saja, kita dapat mengatakan bahwa konstitusi adalah Islam. Adapun segala sesuatu yang lain hanyalah mengikuti contoh dari negara-negara dan perundang-undangan yang telah mereka tetapkan untuk kita. Allah SWT berfirman:
﴿فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلا يَضِلُّ وَلا يَشْقَى * وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكًا﴾
“(ketahuilah bahwa) siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, dia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Siapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya kehidupan yang sempit.” (TQS. Thaha [20] : 123-124).
Allah SWT berfirman:
﴿إِنِ الْحُكْمُ إِلَّا لِلَّهِ أَمَرَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ﴾
“Ketetapan (yang pasti benar) itu hanyalah milik Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (TQS. Yusuf [12] : 40).
Wahai kaum Muslim di Syam, Syam yang penuh kemuliaan, kepahlawanan, dan Islam:
Tidak ada yang akan mengangkat derajatmu, melindungi kehormatanmu, dan menundukkan musuh-musuhmu kecuali hukum Islam dan negaranya. Berkat kesabaran, keteguhan hati, dan pengorbanan Anda selama 13 tahun, Anda telah membuktikan bahwa Anda benar-benar keturunan para sahabat dan penakluk yang telah menyirami negeri Syam dengan darah mereka agar agama yang agung ini sampai kepada Anda, bahkan Anda telah membuktikan dengan yel-yel Anda yang paling indah: “Pemimpin kami selamanya adalah junjungan kami Muhammad”, bahwa Anda tidak akan menerima alternatif apa pun terhadap aturan Islam. Sungguh hanya Itu saja yang sepadan dengan darah Anda yang ditumpahkan dan pengorbanan yang Anda berikan. Maka, berdirilah dengan teguh di jalan yang telah Anda tempuh, agar Islam menjadi satu-satunya yang diterapkan di bawah negara yang sistem pemerintahannya adalah sistem Khilafah, yang kembalinya telah dinubuatkan oleh Nabi kita SAW, yang bersabda:
«ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ»
“Kemudian akan ada Khilafah ‘ala minhājin nubuwah.” (HR. Ahmad).
Negara ini akan menjadi kepemimpinan umum bagi seluruh umat Islam, yang akan menghimpun mereka yang tercerai-berai, menyatukan kekuatannya, serta mengembalikan Kota Sucinya dan Masjid Al-Aqsha dari kekotoran kaum Yahudi, yaitu negara yang tidak akan mengakui batas-batas nasional atau wilayah yang dibuat oleh penjajah kafir dengan tangannya yang penuh dosa.
Wahai rakyat Syam: Ketahuilah, bahwa tidak boleh sistem pemerintahan berbentuk republik, yang perundang-undangannya berada di tangan manusia, bukan di tangan Allah, juga tiidak berbentuk kerajaan, imperium, atau yang lainnya. Sebab tidak ada keamanan, kehormatan, dan kenyamanan bagi umat Islam, kecuali dengan sistem pemerintahan yang diridhai Allah SWT dan Rasul-Nya SAW.
Wahai orang-orang yang rela berkorban, wahai orang-orang yang telah diberi kemenangan dan kemuliaan oleh Allah SWT. Sudah saatnya bagi kita untuk mencari ridha Allah, tanpa takut kepada Timur dan Barat, sebab hanya Allah saja yang berhak kita takuti. Allah SWT berfirman:
﴿أَتَخْشَوْنَهُمْ فَاللهُ أَحَقُّ أَنْ تَخْشَوْهُ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ﴾
“Apakah kamu takut kepada mereka? Allahlah yang lebih berhak kamu takuti jika kamu benar-benar orang-orang mukmin.” (TQS. At-Taubah [9] : 13).
Ya, sudah saatnya bagi kita untuk berjuang mengakhiri era pemerintahan yang menindas yang telah membuat umat kita diselimuti bencana dan membawa kita pada kehancuran. Perhatian utama kita, usaha kita, dan energi kita harus diarahkan untuk menegakkan pemerintahan Islam melalui negara Islam, negara Khilafah, yang waktu dan eranya telah tiba, dengan izin Allah. Sungguh hal itu tidak sulit bagi Allah SWT.
Allah SWT berfirman:
﴿وَنُرِيدُ أَن نَّمُنَّ عَلَى الَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا فِي الْأَرْضِ وَنَجْعَلَهُمْ أَئِمَّةً وَنَجْعَلَهُمُ الْوَارِثِينَ﴾
“Kami berkehendak untuk memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu, menjadikan mereka para pemimpin, dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi).” (TQS. Al-Qashash [28] : 5).
Kantor Media Hizbut Tahrir
di Wilayah Suriah