Anadolu Agency, 28/5/2025 – Hamas mengatakan pada hari Rabu (28/5) bahwa pernyataan “tak tahu malu” Perdana Menteri entitas Yahudi Benjamin Netanyahu yang menyangkal adanya kelaparan di Gaza mencerminkan “mentalitas kriminal yang sakit yang membahayakan dunia”, dan membuktikan bahwa kejahatan perang sedang dilakukan di Jalur Gaza yang diblokade.
Hal itu disampaikan dalam pernyataan yang dikeluarkan Hamas yang menanggapi pernyataan Netanyahu pada hari Selasa (27/5), dalam upaya untuk membenarkan kebijakan entitas Yahudi untuk membuat kelaparan warga sipil di Gaza, dengan mengatakan: “Kami menangkap ribuan tahanan, memotret mereka, dan meminta mereka untuk melepas baju mereka untuk memastikan mereka tidak mengenakan sabuk peledak.”
“Ribuan tahanan melepaskan baju mereka, dan Anda belum pernah melihat satu pun dari mereka yang kurus kering sejak dimulainya perang hingga hari ini. Bahkan, Anda melihat kebalikannya,” katanya dalam pidato di “Konferensi Internasional tentang Pemberantasan Anti-Semitisme,” yang diselenggarakan oleh Kementerian Luar Negeri entitas Yahudi di Yerusalem Barat.
Dengan ini Netanyahu mengklaim bahwa tidak ada yang menunjukkan tanda-tanda kebijakan kelaparan sistematis yang telah dilakukan entitas yahudi di Jalur Gaza itu selama 600 hari.
Padahal entitas Yahudi dengan sengaja membuat rakyat Gaza kelaparan, yang menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, hal itu akan membuka jalan bagi pemindahan paksa, sebab entitas telah mendorong 2,4 juta rakyat Palestina di Gaza ke ambang kelaparan dengan menutup penyeberangan selama 90 hari untuk bantuan kemanusiaan, khususnya makanan, menurut kantor media pemerintah di Jalur Gaza.
Sejak 7 Oktober 2023, entitas Yahudi telah melancarkan perang genosida di Gaza, termasuk pembunuhan, kelaparan, penghancuran, dan pemindahan paksa, mengabaikan semua seruan dan perintah internasional dari Mahkamah Internasional untuk menghentikannya.
Genosida yang didukung AS tersebut mengakibatkan sekitar 177.000 warga Palestina tewas atau terluka, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, dan lebih dari 11.000 orang hilang. Ratusan ribu orang mengungsi, dan kelaparan yang merenggut banyak nyawa, termasuk anak-anak.
Selama 18 tahun, Israel telah mengepung Gaza, menyebabkan sekitar 1,5 juta warga Palestina kehilangan tempat tinggal setelah rumah mereka hancur dalam perang pemusnahan.
Terkait kejahatan sistematis entitas Yahudi yang didorong oleh “mentalitas kriminal yang sakit” ini, benarlah apa yang dikatakan oleh Abu Muhammad Abdullah bin al-Muqaffa’ bahwa “man amina al-iqāb asāa al-adab, siapa saja yang merasa aman dari hukuman, maka ia akan terus berbuat jahat”. Jadi, harus ada kekuatan yang bisa menghukumnya, namun hal itu hanya bisa dilakukan oleh negara Khilafah Rasyidah ‘ala minhājin nubuwah. [] Muhammad Bajuri
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat