Guru di AS Langkahi dan Maki Siswa Shalat, Islamofobia Masih Mengakar di Barat

Mediaumat.id – Adanya seorang guru di Amerika Serikat (AS) melangkahi dan memaki sejumlah siswa yang sedang shalat —seperti tampak dalam sebuah video viral beberapa hari terakhir—, menurut Direktur Forum on Islamic World Studies (FIWS) Farid Wadjdi menunjukkan islamofobia masih mengakar di dunia Barat. “Ini menunjukkan bahwa islamofobia memang masih mengakar di Amerika Serikat dan negara-negara Barat pada umumnya,” tuturnya kepada Mediaumat.id, Sabtu (17/12/2022).

Menurutnya, ini bukanlah yang pertama kali dan terus berulang meskipun ada tindakan-tindakan hukum seperti guru tersebut telah dipecat oleh pihak sekolah. “Ini menunjukkan bahwa islamofobia menjadi semacam sesuatu yang ada di bawah alam sadar masyarakat Barat dan itu tercermin dari kejadian ini yang terus berulang,” ungkapnya.

Farid mengatakan, ini sama halnya dengan kekerasan di masyarakat Amerika yang terus berulang walaupun ada sanksi hukum. Ini mencerminkan kerusakan masyarakat kapitalisme Amerika.

“Mereka adalah masyarakat yang rusak. Mereka gagal menyelesaikan isu-isu rasialisme terutama terkait kulit hitam, meskipun Joe Biden sesudah melakukan langkah-langkah tindakan hukum tetapi isu-isu rasialisme itu tetap muncul, demikian juga kekerasan dan islamofobia ini menunjukkan kegagalan sistem kapitalis untuk menyelesaikan persoalan-persoalan mereka,” bebernya.

Ia menegaskan, islamofobia ini menguat di Barat ini tidak bisa dilepaskan dari dua hal. Pertama, ketakutan Barat terhadap kebangkitan Islam. Mengingat pada saat sekarang ini kapitalisme mengalami guncangan dan krisis yang akut. “Mereka khawatir Islam ini kemudian menjadi alternatif. Tidak heran kalau kemudian Islam itu dianggap sebagai ancaman bagi mereka,” ujarnya.

Kedua, islamofobia ini semakin menguat karena memang kebijakan negara-negara Barat justru menjadikan Islam dan umat Islam sebagai musuh dalam agenda global Barat. “Baik itu war on terrorism ataupun war on radicalism, itu menjadikan Islam dan umat Islam sebagai musuh,” tegasnya.

Ketika ini menjadi agenda global, kata Farid, ini tentu akan membangun habitat pemikiran dan perasaan yang membenci Islam dan kaum Muslim yang juga kemudian memberikan seolah-olah legitimasi untuk melakukan tindakan-tindakan kekerasan baik kekerasan verbal ataupun kekerasan fisik terhadap kaum Muslim.

“Jadi ini kembali kita perlu ditegaskan bahwa kekerasan-kekerasan verbal ataupun fisik yang dialami oleh kaum Muslim di negara-negara Barat termasuk Amerika ini tidak bisa dilepaskan dari war on terrorism dan war on radicalism yang itu menjadi agenda resmi negara-negara Barat,” pungkasnya.[] Achmad Mu’it

Share artikel ini: