Genosida dan Kemunafikan – Bagaimana Washington Mengkhianati Rakyatnya Sendiri
Pemerintahan Amerika Serikat saat ini, yang dipimpin oleh Donald Trump, mengikuti jejak para penguasa tiran di dunia Arab dan Muslim — para penguasa yang mengabaikan kehendak rakyat, memerintah secara diktator, dan menentang akidah serta nilai-nilai umat.
Meskipun jajak pendapat terbaru di AS menunjukkan penurunan tajam dukungan publik terhadap pemberian senjata kepada entitas Zionis untuk melanjutkan genosida di Gaza, serta meningkatnya seruan untuk membatasi bantuan militer AS, Trump tetap berbangga diri dalam pidatonya di Knesset tentang penggunaan senjata buatan Amerika. Ia berkata:
“Kami membuat senjata terbaik di dunia, dan kami punya banyak. Kami telah memberikan banyak di antaranya kepada ‘Israel’. Terus terang, Benjamin [Netanyahu] sering menelepon saya — ‘Bisakah kami mendapatkan senjata ini, senjata itu,’ dan beberapa bahkan belum pernah saya dengar sebelumnya.”
Ia menambahkan, “Tapi kami berhasil mengirimkannya, bukan?” Trump kemudian memuji kemampuan entitas Zionis dalam menggunakan senjata-senjata itu dan berkata, “Israel telah belajar menggunakannya dengan baik.” (Al Jazeera)
Salah satu indikator paling mencolok dari penolakan publik datang dari survei Gallup yang menunjukkan bahwa hanya 32% warga Amerika mendukung operasi militer ‘Israel’ di Gaza, sementara 60% menentangnya. Survei Pew Research Center menemukan bahwa 33% warga Amerika menilai Washington memberi bantuan militer yang berlebihan kepada ‘Israel’, sedangkan 35% menilai bantuan kemanusiaan untuk rakyat Palestina masih kurang. Survei Quinnipiac pun mengungkap bahwa 60% pemilih AS menolak pengiriman bantuan militer tambahan ke ‘Israel’.
Temuan-temuan ini menunjukkan bahwa kebijakan pemerintahan saat ini tidak mencerminkan pandangan rakyat Amerika, memperlihatkan jurang yang lebar antara kebijakan resmi dan opini publik. Bahkan di dalam partai-partai besar, dukungan terhadap entitas Zionis terus menurun.
Di kalangan Demokrat, 75% menolak bantuan militer tambahan; di kalangan independen, 66% memiliki pandangan yang sama; bahkan di kalangan Republikan — yang secara tradisional pro-‘Israel’ — hanya 56% yang masih mendukung pengiriman bantuan militer.
Angka-angka ini mencerminkan pergeseran besar dalam sikap rakyat Amerika terhadap ‘Israel’, serta meningkatnya tuntutan untuk menghentikan bantuan militer AS akibat kekhawatiran atas meningkatnya kekerasan dan dampak buruknya terhadap rakyat Palestina di Tanah yang Diberkahi.
Sikap kolektif dunia Barat — yang mengaku sebagai “dunia bebas” — dalam mendukung kejahatan entitas Zionis di Gaza, dengan menyuplai senjata, dana, serta perlindungan politik dan media untuk membenarkan kebiadaban mereka, semakin menelanjangi kemunafikan peradaban Barat.
Pertemuan mereka di konferensi Sharm El-Sheikh untuk merayakan “kemenangan” atas anak-anak, perempuan, orang tua, serta kehancuran rumah sakit, sekolah, dan masjid, memperlihatkan wajah sejati peradaban yang dibangun di atas eksploitasi dan penindasan selama berabad-abad — peradaban yang terus berkhotbah tentang kebebasan, hak asasi manusia, dan penentuan nasib sendiri, namun mengkhianati nilai-nilai itu sendiri dalam praktiknya.
Karena itu, menjadi kewajiban bagi seluruh umat manusia — terutama umat Islam — untuk bekerja menggantikan sistem kapitalisme sekuler yang penuh eksploitasi dan membawa penderitaan bagi manusia, dengan sistem Islam yang dituntun wahyu Ilahi.
Berbeda dengan kapitalisme yang berubah menjadi kediktatoran demi kepentingan segelintir elit keuangan, Islam menawarkan tatanan yang adil dan bermoral, mencerminkan kehendak rakyat, serta menjamin kemaslahatan sejati di bawah petunjuk Allah. [Kantor Media Hizb ut Tahrir di Amerika]
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat