Gaza Berbuka Puasa dengan Menahan Lapar dan Hausnya serta Bertahajjud dengan Berlumuran Darah Anak-Anaknya

 Gaza Berbuka Puasa dengan Menahan Lapar dan Hausnya serta Bertahajjud dengan Berlumuran Darah Anak-Anaknya

Pada malam tanggal 18 Ramadhan, Gaza kembali seperti hari pertama dibom, tetapi lebih intens dan menyakitkan. Saat ini, Gaza dibom sementara penduduknya lapar dan haus sebab di bulan Ramadhan ini mereka berpuasa siang dan malam.

Gaza hari ini sedang dibombardir dan penduduknya tidak punya apa-apa lagi untuk melindungi mereka dari sinar matahari, lalu bagaimana mereka berlindung dari hujan pesawat dan artileri? Gaza hari ini sedang dibombardir dan tak ada yang tersisa bagi orang yang terluka untuk membalut lukanya, bahkan tak ada yang tersisa bagi yang syahid untuk mengafaninya atau mengumpulkan daging dan tulangnya. Gaza sedang dibombardir dan pengepungan mendahului pemboman setelah sebelumnya menjadi pendampingnya. Gaza sedang dibom hari ini, sementara keluarga para syahid tidak punya tempat untuk menggelar rumah duka bagi mereka.

Sekitar empat ratus orang syahid dalam satu malam, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak, jasad mereka yang suci menumpuk, bersimbah darah, oleh suatu agresi yang digambarkan oleh penjahat terbesar Yahudi sebagai agresi yang lebih hebat dan mengerikan dari yang pernah ada, dengan lampu hijau dari Trump, sebagaimana diberitakan oleh Wall Street Journal, bahkan Trump juga membombardir Yaman beserta wanita dan anak-anaknya, sehingga perang ini menjadi perang Tentara Salib Yahudi yang jahat dan kafir terhadap umat Islam beserta anak-anaknya di bulan Ramadan yang penuh berkah, dan pada hari setelah peringatan Perang Badar, yaitu Perang Furqan (Perang Gaza 2008-2009).

Para mediator, baik Arab maupun non-Arab, tidak berguna bagi Gaza. Matahari hari ini menyingkapkan lebih dari kemarin bahwa mereka hanyalah mediator bagi musuh untuk membebaskan tahanan Yahudi, dan bahkan orang-orang Yahudi lebih mereka sayangi daripada rakyat Gaza.

Baik KTT Arab maupun konferensi kerja sama (Islam) tidak memberikan manfaat apa pun bagi rakyat Gaza. KTT ini, yang menyerahkan usulan pembangunan kembali Gaza dan pelucutan senjata para pejuangnya kepada tuan mereka, Trump, sementara tidak ada satu huruppun yang mereka tawarkan terkait Gaza yang akan menghentikan pertumpahan darah rakyat Gaza, membela mereka, atau mengusir musuh mereka.

Janji untuk mendatangkan bantuan tidak membantu rakyat Gaza, tidak juga semua makanan yang menumpuk di perbatasan, yang menunggu izin dari orang-orang Yahudi untuk masuk memberi makan orang-orang yang lapar, atau untuk minum untuk tenggorokan mereka yang kering dan bibir mereka yang pecah-pecah karena kehausan.

Wahai Umat Islam dan Para Tentaranya:

Hari ini, Gaza berbuka puasa dengan menahan rasa laparnya, dan bertahajjud dengan berlumuran darah anak-anaknya. Orang-orang Yahudi tidak dapat disalahkan atas hal ini, karena kebencian mereka terbukti dari mulut, pesawat, dan meriam mereka. Mereka adalah orang-orang yang berusaha mengusir atau memusnahkan orang-orang Gaza, dan membunuh lebih disukai mereka daripada mengusir. Trump tidak dapat disalahkan atas lampu hijaunya, karena Amerika adalah sumber dari semua kejahatan yang menimpa umat Muhammad SAW. Kebencian para pemimpinnya terhadap agama ini dan pemeluknya telah mencapai cakrawala. Begitu pula, para penguasa Muslim tidak dapat disalahkan atas kegagalan mereka. Mereka telah mengambil sikap dan berubah dari mengkhianati umat menjadi memusuhi umat. Semua orang ini tidak dapat disalahkan. Jadi, dapatkah kebaikan diharapkan dari mereka yang telah menentang Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang beriman?!

Wahai Umat Islam dan Para Tentaranya:

Kesalahan ada di pundak Anda, dan beban itu hanya ditanggung oleh Anda. Anda akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah. Jika bukan Anda yang membantu Gaza, siapa lagi yang akan membantunya? Kalau Anda tidak mendeklarasikan jihad dan bergerak, siapa lagi yang akan dipercaya untuk melawan musuh kita?! Jika tentara tidak bergerak di atas reruntuhan takhta, siapa yang akan membalaskan darah kita?

Wahai Umat Islam dan Para Tentaranya:

Demi Allah, Allah tidak meridhoi Anda berpuasa, shalat, dan bertahajjud namun hanya berdiam diri, sementara Gaza berdarah-darah dan tenggelam dalam darah anak-anaknya. Allah tidak ridha terhadap Anda yang membiarkan saudara-saudara Anda berada di tangan musuh-musuh Anda yang paling kejam, yang membunuh anak-anak, wanita-wanita, dan orang-orang tua mereka, sementara Anda berada di rumah-rumah dan masjid-masjid Anda, tidak bergerak seperti gerakan Badr, Hittin, dan Ain Jalut. Tidak, demi Allah, Allah tidak akan meridhoi Anda hingga Anda bertindak sebagai satu kesatuan, membasmi kejahatan entitas Yahudi secara tuntas, membersihkan bumi dari segala kejahatannya, mengembalikan tempat Isra’ Nabi Anda setelah kesedihan yang mendalam pada kegembiraan, dan bahkan Anda harus menghukum berat  Trump dan semua penjahat terbesar yang bersamanya.

﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا مَا لَكُمْ إِذَا قِيلَ لَكُمُ ‌انْفِرُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ اثَّاقَلْتُمْ إِلَى الْأَرْضِ أَرَضِيتُمْ بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا مِنَ الْآخِرَةِ فَمَا مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا فِي الْآخِرَةِ إِلَّا قَلِيلٌ * إِلَّا تَنْفِرُوا يُعَذِّبْكُمْ عَذَاباً أَلِيماً وَيَسْتَبْدِلْ قَوْماً غَيْرَكُمْ وَلَا تَضُرُّوهُ شَيْئاً وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ﴾

Wahai orang-orang yang beriman, mengapa ketika dikatakan kepada kamu, “Berangkatlah (untuk berperang) di jalan Allah,” kamu merasa berat dan cenderung pada (kehidupan) dunia? Apakah kamu lebih menyenangi kehidupan dunia daripada akhirat? Padahal, kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit. Jika kamu tidak berangkat (untuk berperang), niscaya Allah akan menghukum kamu dengan azab yang pedih serta menggantikan kamu dengan kaum yang lain, dan kamu tidak akan merugikan-Nya sedikit pun. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.” (TQS. At-Taubah [9] : 38-39).

 

Kantor Media Hizbut Tahrir

di Tanah Palestina yang diberkati

Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *