#FreeNaveedButt Jadi Topik Tren Twitter, Pesan yang Harus Disuarakan Intensif

 #FreeNaveedButt Jadi Topik Tren Twitter, Pesan yang Harus Disuarakan Intensif

Mediaumat.id – Dalam rangka mengungkap kezaliman penguasa Pakistan, tagar #FreeNaveedButt di Twitter yang pada Kamis (12/5) ramai dibicarakan (trending topic) terutama di Pakistan dan Indonesia, dinilai sebagai pesan yang secara konsisten harus disuarakan intensif.

“Pesan tersebut harus secara konsisten disuarakan intensif,” ujar Konsultan Komunikasi Pemasaran Syariah Bey Laspriana Husain kepada Mediaumat.id, Sabtu (14/5/2022).

“Baik waktu, luasnya sebaran maupun langkah-langkah lanjutannya secara konkret,” sambungnya.

Pasalnya, upaya mengungkap kezaliman penguasa khususnya di Pakistan, senantiasa harus dilakukan dengan terus menyebarkan opini Islam sebagai solusi dan membangun arus opini baru di tengah umat tentang indahnya Islam kaffah melalui syariah dan khilafah.

Sehingga menurut Bey, figur yang ikut mendirikan perusahaan komunikasi pemasaran syariah Syafa’at Marcomm itu, dukungan yang menggumpal dan menggelinding menjadi opini umum (mass opinion) akan menjadi kekuatan penekan secara politik.

Apalagi ketika pesan itu mampu membangun image (citra) zalimnya penguasa Pakistan kepada rakyatnya di mata dunia. “Dengan itu, kepercayaan kepada penguasa Pakistan jatuh di mata dunia,” tukasnya.

Kemudian ketika juga mampu menyadarkan rakyat Pakistan atas perilaku penguasanya. “Bukan tidak mungkin hal itu akan dialami oleh warga, kelompok, komunitas, masyarakat lainnya di Pakistan. Sehingga kepercayaan rakyat pada penguasanya akan sirna,” timpalnya lagi.

Satu hal yang menurutnya penting, pesan menjadi lebih efektif ketika apa yang disampaikan oleh Naveed Butt, yakni kritikan kepada penguasa Pakistan dan solusi Islam, mampu meyakinkan dan dibenarkan oleh orang-orang berpengaruh yang dengan pengaruhnya itu mampu memberikan tekanan politik kepada penguasa Pakistan.

Dengan demikian, Bey, yang juga penulis buku marketing communication (komunikasi pemasaran) berjudul Proud of You (2012), menyebut pengaruh #FreeNaveedButt kepada rezim Pakistan, secara teori dan praktik komunikasi digital mampu mendapatkan simpati serta dukungan politik dari publik secara luas.

 

Berani

Penting diketahui, sambung Bey yang mengatakan dirinya juga menaruh hormat kepada Naveed Butt, juru bicara Hizbut Tahrir wilayah Pakistan tersebut adalah seorang insinyur mapan yang dengan sepenuh keimanan dan kesadarannya berani mengingatkan (muhasabah) penguasa di sana terhadap bahaya kolonialisasi Amerika Serikat (AS) di bumi Seribu Cahaya tersebut.

“Ia (Naveed) mengungkap berbagai kebobrokan sistem demokrasi-sekuler di berbagai bidang yang diterapkan pemerintah Pakistan, sekaligus menyodorkan solusinya,” jelas Bey.

“Yakni diterapkannya syariah secara kaffah melalui sistem khilafah ‘ala minhaj an nubuwwah,” tambahnya seraya menuturkan bahwa pikiran, gagasan Islam dan perlawanannya terhadap hegemoni AS inilah yang telah banyak memengaruhi umat Islam di Pakistan dari berbagai kalangan, yang lantaran itu justru ia diculik secara zalim.

Begitu pun dengan sosoknya, Naveed, ayah dari empat anak yang menurut Bey, bukanlah orang yang tidak mengerti dampak dan resiko pada diri dan keluarganya. Malah beliau tetap berdakwah, menyadarkan umat untuk kembali kepada kehidupan Islam yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dengan tak sedikit pun gentar atau takut.

Maka itu, Bey mengatakan, bahwa orang dengan karakter seperti itu memang harus didukung untuk bisa bebas, sembari meneriakkan ‘kemunafikan dan kepalsuan’ demokrasi yang konon menghormati hak berpendapat.

Tetapi sayang, ternyata tidak berlaku ketika Islam disodorkan menjadi solusi oleh umat Islam seperti Naveed Butt ini. “Dan itu semua terjadi juga di negeri kita tercinta, Indonesia,” sesalnya.

Namun sekali lagi, berkenaan dengan trending topiknya #FreeNaveedButt, ia sangat bersyukur. Sebabnya, selain menunjukkan besarnya perhatian kaum Muslim setidaknya di dua negara besar Muslim dunia, Pakistan dan Indonesia, hal itu juga membuktikan hubungan yang terbangun atas ikatan akidah (tauhid) tak bisa dibatasi oleh apa pun.

Artinya, penderitaan dan kegembiraan dari umat Islam disatu negeri akan dirasakan oleh negeri-negeri Islam lainnya. “Begitu pun dengan apa yang saat ini sedang dialami oleh saudara kita Tuan Naveed Butt,” ucapnya.

Berikutnya, di sebabkan saat ini memang era digital yang memang setiap orang bisa mengakses, membuat dan menyebarkan informasi dengan amat mudah, suatu pembicaraan publik pun seketika menjadi viral. “Trending-nya #FreeNaveedButt di Pakistan dan Indonesia adalah salah satu contohnya,” pungkasnya.[] Zainul Krian

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *