Forum Doktor Muslim: Islam Agama yang Realistis dan Rasional

Mediaumat.id – Ketua Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa (FDMPB) Dr. Ahmad Sastra, M.M. menyatakan Islam itu agama yang sangat realistis dan rasional.
“Islam itu agama yang justru sangat realistis, sangat rasional yang membuktikan bahwa nasihat-nasihat itu enggak cukup kalau di dalam Islam tapi butuh satu negara dan kekuasaan Islam,” tuturnya dalam [LIVE] FGD #35 Forum Doktor Muslim: Outlook Indonesia, Menjadi Negara Berdaulat dan Sejahtera? di kanal YouTube Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa, Sabtu (24/12/2022).
“Juga soal kekuasaan, perundangan-undangan, soal manhaj yang spesifik dan konstitusi yang jelas. Nah, itulah Islam. Jadi, betul-betul bisa terukur. Islam itu sangat terukur,” imbuhnya.
Ia mengutip dari Ibnu Khaldun juga al Mawardi dan Abi Rabi secara sosiologis mengatakan bahwa sebagai makhluk politik dan sosial, manusia butuh untuk mempertahankan kehidupannya, maka dibutuhkan masyarakat dan organisasi sosial.
Jadi manusia dengan manusia saling butuh dan dibutuhkan organisasi yang mengaturnya. “Nah, Ibnu Khaldun menekankan bahwa idealnya yang disebut organisasi yang berbentuk pemerintahan berlandaskan agama, berdasarkan agama,” jelasnya.
“Kalau secara hakikat dan filosofi masuk, bahkan secara rasional masuk, bahwa bumi ini milik Allah, maka kembalikan kepada pemiliknya yaitu agama,” bebernya.
“Karena Ibnu Khaldun seorang cendekiawan Muslim, maka yang disebut agama adalah Islam itu sendiri,” jelasnya.
Ia melanjutkan, fungsi agama adalah memerintahkan rakyatnya sesuai petunjuk agama baik dalam urusan dunia maupun akhirat. “Inilah kesempurnaan Islam. Bukan seperti demokrasi, sekuler, kapitalisme, komunisme yang hanya urusannya duniawi, baik yang masih mengakui tuhan seperti kapitalisme maupun komunisme yang atheis, yakni tuhannya adalah materialisme,” paparnya.
“Islam justru dunia dan akhirat. Jadi ini satu konsep yang saya kira sangat luar biasa yang secara rasional bisa dipikirkan kalau kita itu jujur, kita itu berani, kita hidup betul-betul untuk kebaikan. Tentu sangat mudah Islam ini dipahami,” terangnya.
Ia menyatakan, bahkan orang non-Muslim, cendekiawan non-Muslim dari pendapat-pendapatnya sangat objektif, yang secara intelektual melakukan suatu riset peradaban. “Justru mengakui kebenaran, kehebatan Islam. Bagi mereka, Islam itu sintesis, walaupun saya enggak begitu setuju tapi sintesis antara kapitalisme, sosialisme, mungkin kalau dibangun berdasarkan dialektika, mungkin dialektika ideologis, masih mungkin,” tukasnya.
Ia menjelaskan, kata “peradaban” sebenarnya berasal dari bahasa Arab. Peradaban itu sudah bahasa Indonesia. “Masyarakat beradab menurut Ibnu Khaldun adalah masyarakat yang memiliki kepribadian mulia yang berakar dari keimanan dan ketakwaan. Kata iman dan takwa itu sangat mewakili istilah di dalam Islam,” jelasnya.
“Sebenarnya di sana tersimpan namanya aksiologi. Aksiologi itu nilai Islam sebenarnya. Jadi enggak boleh sembarang juga mengatakan peradaban, peradaban kapitalisme misalnya,” tambahnya.
Ia mengungkapkan bahwa orang Barat mengakui Islam sebagai satu peradaban agung yang pernah ada selama 14 abad di bawah naungan khilafah. Terjadi sebuah peradaban agung yang luar biasa, yang memberikan jaminan atas keamanan dunia, menyatukan umat dunia, memajukan kemajuan akomodasi, menjamin kesehatan masyarakat dan tetap berpengaruh hingga hari ini.
“Ini kata-kata Will Durant dalam buku The Story of Civilization. Nih, orang Barat sangat mengakui dalam buku-bukunya. Itu ketika mereka melakukan riset-riset intelektual secara objektif, secara rasional,” ungkapnya.
Menurutnya, Islam itu kalau dinilai dengan kebencian atau dinilai dengan analisa yang lain menjadi seolah-olah salah terus. Tetapi jika ilmuwan itu masih objektif maka Islam dapat mudah dipahami dengan baik. Rasulullah SAW sebagai pemimpin peradaban dan diakui banyak ilmuwan Barat, menghapus klenik.
Artinya, jelas Ahmad, Islam sangat rasional, sesuai dengan akal manusia, memuaskan akal. Klenik di dalam Islam dihapuskan sampai kepada ilmu pengetahuan seperti kimia. Karena kimia dulu ada unsur kleniknya kemudian oleh ilmuwan Muslim dinetralkan. “Science itu betul-betul membuka lebar ruang yang luar biasa bagi para ilmuwan dari sisi science. Dari sisi tsaqafah sangat terikat dengan syariat,” ujarnya.
Ahmad juga mengakui, Islam masa depan peradaban dan secara ikhtiari tentu kaum Muslim harus mengikuti bagaimana Rasulullah SAW berikhtiar untuk menyampaikan Islam bagi yang belum paham, komitmen berdakwah, konsisten sampai akhir hayat. “Sehingga kelak dengan usaha-usaha yang benar di jalan Allah SWT inilah kemudian Allah SWT memberikan kemenangan itu,” tandasnya.[] Ajira