Forum Doktor Muslim: Hijrah, Inspirasi Persatuan Umat

MediaUmat Ketua Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa (PDMPB) Dr. Ahmad Sastra menyatakan peristiwa hijrah seharusnya menjadi inspirasi dan momentum untuk umat Islam kembali bersatu setelah dipecah belah oleh nasionalisme.

“Peristiwa hijrah seharusnya menjadi inspirasi dan momentum untuk umat Islam kembali bersatu setelah dipecah belah oleh nasionalisme,” ujarnya kepada media-umat.com, Selasa (1/7/2025).

Pasalnya, jelas Ahmad, di antara pesan penting dari peristiwa hijrah Rasulullah dari Makkah ke Madinah atas perintah Allah adalah pesan persatuan umat.

Saat itu, sebut Ahmad, Rasulullah menyatukan kaum Muhajirin dan kaum Anshar. Muhajirin adalah kaum Muslim yang hijrah dari Makkah ke Madinah atas perintah Allah karena mengalami tekanan, siksaan, dan boikot ekonomi dari kaum kafir Quraisy. Sedangkan kaum Anshar adalah penduduk asli Madinah (dulu bernama Yatsrib), yang terdiri dari dua suku utama: Aus dan Khazraj, yang telah memeluk Islam sebelum hijrah.

“Perbedaan suku di antara mereka disatukan dengan ikatan akidah Islam,” tegas Ahmad.

Bahkan, saat Daulah Madinah telah tegak, rakyat Daulah Madinah yang berbeda keyakinan (Muslim, Yahudi dan Majusi) pun bisa hidup harmonis di bawah aturan syariat Islam.

Maka, sebut Ahmad, peristiwa hijrah juga semestinya mengingatkan umat Islam akan karakter mereka sebagai umat yang satu, sebagaimana pernah ditegaskan sendiri oleh Nabi Muhammad SAW dalam Piagam Madinah antara orang-orang Muslim dan Mukmin dari Quraisy dan Yatsrib serta orang-orang yang menyusul mereka, bergabung dengan mereka dan berjihad dengan mereka.

Meskipun secara normatif, Allah melarang kaum Muslim berpecah belah, sebut Ahmad, namun setelah keruntuhan institusi pemersatu umat Islam, yakni daulah Islam, pada faktanya, saat ini umat Islam terpecah menjadi 50 negara bangsa dengan ikatan primordial nasionalisme.

“Saat ini bukan lagi akidah Islam atau agama Allah yang jadi ikatan persatuan,” jelasnya.

Dan dalam Islam, menurut Ahmad, perbedaan suku bangsa adalah fakta sosiologis yang merupakan semacam taken of granted yang telah menjadi ketetapan Allah. Namun, perbedaan suku dan bangsa, bukan alasan bagi umat Islam untuk terpecah-belah.

“Sebab Allah menegaskan bahwa umat Islam adalah umat yang satu, sedangkan perbedaan suku bangsa hendaknya mendorong untuk saling mengenal, bukan saling memusuhi,” pungkasnya.[] Fatih Sholahuddin

Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini: