Fitnah Sisa-Sisa Rezim … Pesan dan Pelajaran

Kita semua telah menyaksikan bagaimana sisa-sisa rezim sebelumnya bangkit kembali, mengkhianati para mujahid, mereka berupaya memaksakan kendalinya atas wilayah pesisir, yang berkoordinasi dengan berbagai pihak dalam dan luar negeri. Kita juga menyaksikan bagaimana para mujahid revolusioner bangkit sekali lagi untuk menghadapi ancaman besar ini, ketika pasukan dan bala bantuan mengalir dari segala arah untuk menghadapi para penjahat yang penuh kebencian dari sisa-sisa sektarian rezim sebelumnya, dalam sebuah pemandangan yang mengejutkan semua orang yang menyaksikannya.
Apa yang terjadi menegaskan sejumlah fakta yang tidak boleh diabaikan atau diremehkan, karena jika kita lalai atau melakukan kesalahan, seperti yang terjadi, maka kita akan membayar harganya dengan darah kita:
Pertama: Sisa-sisa rezim, kita harus mencabut akar-akar aparatur politik, militer dan keamanan rezim yang lama, tidak boleh bersikap lunak dalam mengejar dan meminta pertanggungjawaban para pelaku kejahatan terbesarnya atas kejahatan yang telah diperbuatnya, agar hal itu dapat menjadi balasan atas apa yang telah mereka perbuat dan menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang setelah mereka.
Kedua: Penjaga revolusioner, sebagaimana yang telah kita lihat bahwa keberadaannya merupakan dukungan alami bagi mereka yang memangku kepemimpinan negara, asalkan tindakannya konsisten dengan nilai-nilai, konsep, dan doktrinnya. Oleh karena itu, pemimpin negara dapat mengandalkannya setelah ia bertawakal hanya kepada Allah dan berpegang teguh pada tali-Nya yang kokoh. Rakyat revolusi Syam telah membuktikan bahwa mereka adalah orang-orang yang mencintai jihad. Sehingga keberadaan mereka harus diperhatikan, dilestarikan, diandalkan, dan membiarkan senjata ada di tangan mereka, sehingga mereka dapat menjadi seperti yang kita ketahui sebagai para mujahid yang mengabdi kepada agama dan rakyat mereka, juga sebagai para revolusioner yang siap menghadapi semua bahaya, konspirasi, dan ambisi. Sebab tidak ada satu pihak pun, tidak peduli siapa pun itu, yang dapat membangun negara atau menghadapi bahaya dan konspirasi besar. Dari Abu Darda’ yang berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:
«أَهْلُ الشَّامِ وَأَزْوَاجُهُمْ وَذَرَارِيهِمْ وَعَبِيدُهُمْ وَإِمَاؤُهُمْ إِلَى مُنْتَهَى الْجَزِيرَةِ مُرَابِطُونَ فِي سَبِيلِ اللهِ. فَمَنِ احْتَلَّ مِنْهَا مَدِينَةً فَهُوَ فِي رِبَاطٍ، وَمَنِ احْتَلَّ مِنْهَا ثَغْراً مِنَ الثُّغُورِ فَهُوَ فِي جِهَادٍ»
“Rakyat Syam, istri-istri mereka, anak-anak mereka, serta budak-budak mereka laki-laki dan perempuan, hingga ke pelosok-pelosok Jazirah Arab, semuanya bersiaga di jalan Allah. Siapa saja yang berada di sebuah kotanya, maka ia sedang bersiaga (ribath). Dan siapa saja yang berada di perbatasannya, maka ia tengah berjihad.”
Orang-orang yang memiliki kompetensi dan berpengalaman dari kalangan penjaga revolusi juga harus dijadikan pusat politik dan militer yang dapat diandalkan, sebaliknya semua kalangan yang memiliki hubungan dengan rezim sebelumnya harus dikecualikan dan disingkirkan.
Ketiga: Tiang kokoh yang harus kita tuju adalah Allah SWT. Oleh karena itu, kita harus bersungguh-sungguh dalam berpegang teguh pada tali-Nya yang kokoh saja, dan berusaha meraih keridhaan-Nya dengan mendirikan negara Islam yang memerintah dengan hukum Allah, sehingga kita dapat berada di sisi Allah, yang dengan karunia dan kemurahan-Nya, memungkinkan kita mencapai Damaskus dan menggulingkan rezim kriminal yang paling brutal. Allah SWT telah menjanjikan kemenangan kepada kita jika kita menolong agama-Nya dengan kemenangan yang hakiki. Allah SWT berfirman:
﴿يَا أيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إن تَنصُرُوا اللهَ يَنصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أقْدَامَكُمْ﴾
“Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu..” (TQS. Muhammad [47]: 7).
Keempat: Kita harus yakin bahwa negara-negara yang mendukung rezim sebelumnya bahkan sebelum kejatuhannya, serta yang memberkati pembunuhan dan pengusiran kita, bahwa mereka tidak akan berdiam saja dengan runtuhnya rezim kriminal sebelumnya, mereka tidak akan mengupayakan kebaikan kita, dan tidak akan berupaya mencapai kepentingan kita. Hal ini jelas terlihat dari rangkaian kunjungan delegasi mereka ke Damaskus, mereka menuntut negara nasional sekuler yang menjauhkan Islam dari pemerintahan dan politik, serta menampilkan diri sebagai pelindung kelompok etnis kecil, yang mereka jadikan sebagai alat penghancur internal, mereka pura-pura lupa bahwa konsep semacam itu tidak ada dalam Islam, padahal semua rakyat negara memiliki hak dan kewajiban yang sama menurut ketentuan Islam.
Mengandalkan dukungan negara-negara, dan mencarinya dengan mengorbankan penjaga revolusi, adalah bunuh diri politik, karena negara-negara ini, selain bukan pendukung alami, hanya peduli pada kepentingan mereka sendiri, yaitu perang melawan Islam dan umatnya. Kita memiliki pelajaran dari mereka yang mendahului kita di Tunisia dan Mesir. Sehingga cukuplah bagi kita firman Allah SWT:
﴿وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إنَّ هُدَى اللهِ هُوَ الْهُدَى وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلا نَصِيرٍ﴾
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan pernah rela kepadamu (Nabi Muhammad) sehingga engkau mengikuti agama mereka. Katakanlah, ‘Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya).’ Sungguh, jika engkau mengikuti hawa nafsu mereka setelah ilmu (kebenaran) sampai kepadamu, tidak ada bagimu pelindung dan penolong dari (azab) Allah.” (TQS. Al-Baqarah [2]: 120).
Ditambah lagi dengan kenyataan bahwa kita hidup di negeri yang diberkahi, yang berlimpah karunia-Nya yang melampaui kebutuhan rakyat dan penghuninya, sehingga kita tidak memerlukan dukungan dari Barat maupun Timur.
Gerakan-gerakan terorganisasi dari sisa-sisa rezim sebelumnya, yang kemudian dihadang dengan perlawanan yang diberkahi oleh putra-putra revolusi Syam, sebagai penjaga dan para mujahidnya, hendaknya menjadi pelajaran bagi kita, agar kita dapat menyadari terkait diri kita dan sumber-sumber kekuatan kita, serta memperbaiki arah kita. Kemudian kita bertawakal kepada Allah semata dan menegakkan pemerintahan Islam di bumi, sebab hanya di situlah letak kemuliaan, kemenangan, dan keberhasilan kita di dunia ini dan akhirat.
Allah SWT berfirman:
﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اسْتَجِيبُواْ لِلّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُم لِمَا يُحْيِيكُمْ وَاعْلَمُواْ أَنَّ اللهَ يَحُولُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهِ وَأَنَّهُ إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ﴾
“Wahai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan Rasul (Nabi Muhammad) apabila dia menyerumu pada sesuatu yang memberi kehidupan kepadamu! Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dengan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.” (TQS. Al-Anfāl [8]: 24). [] Al-Ustadz Abdul Hamid Abdul Hamid – Kepala Komite Pusat Komunikasi Hizbut Tahrir di Wilayah Suriah
Sumber: alraiah.net, 12/3/2025.
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat
1 Comment
Bissmillah lancar