Filosofis Negara terhadap Rakyat seperti Penggembala terhadap Gembalaan

 Filosofis Negara terhadap Rakyat seperti Penggembala terhadap Gembalaan

Mediaumat.id – Pengasuh PP Tahfidz Khairu Ummah Rancah Ciamis Kiai Ibnu Aziz Fathoni mengatakan filosofis negara kepada rakyatnya itu seperti penggembala kepada gembalaannya.

“Filosofis negara terhadap rakyatnya itu sebagaimana penggembala kepada gembalaannya,” ungkapnya dalam Acara Dialogika Peradaban: BBM Langka dan Melejit Harganya, Kenapa? di kanal YouTube Peradaban Islam ID, Sabtu (13/8/2022).

Menurutnya, seorang penggembala selalu berupaya untuk memastikan jumlah gembalaannya yang keluar pagi hari dan pulang sore hari harus sama.

Termasuk di dalamnya, menurut Kiai Ibnu Aziz, adalah penggembala itu harus membawa senjata atau apa saja untuk menjaga kalau ada ancaman. Bahkan, kalau gembalaannya terperosok maka dia harus berupaya menyelamatkan gembalaannya.

“Inilah filosofis negara terhadap rakyatnya. Nah, saya melihat ini fungsi negara ini tidak seperti itu,” tuturnya.

Karena itu, ia melihat ada indikasi khianat dari pemegang amanah di negeri ini. Indikasinya menurut Kiai Fathoni adalah ada kebingungan di tengah-tengah masyarakat tentang kebijakan BBM, misalkan terkait subsidi BBM yang tidak transparan.

Padahal, menurutnya BBM merupakan hajat publik dan multi efek jika BBM naik meskipun Rp500 ataupun Rp1.000.

Begitupun terhadap jumlah produksi BBM, ia menilai data antar ahli perniagaan beda-beda. Jadi datanya blank, gelap.

“Masyarakat itu tidak tahu, terus tidak bisa protes. Ekspor-impornya berapa, produksinya berapa,” ungkapnya.

“Yang masyarakat tahu itu negara memonopoli, tapi kok rugi terus,” tambahnya.

Selain itu, UU Minerba menurutnya telah menjadikan tugas negara yang tadinya mengabdi kepada rakyat jadi berkhianat. Tidak lagi mengabdi kepada rakyat.

“Ada istilah populer sekarang itu, mengabdi kepada oligarki!” tegasnya.

Indikasi-indikasi tersebut menunjukkan bahwa kebijakan-kebijakan yang ditetapkan tidak populer di masyarakat. Masyarakat sedang dalam proses pemulihan ekonomi pasca pandemi, harga-harga sembako naik dan itu terasa betul.

“Jadi di tengah-tengah masyarakat dalam kondisi sulit, semua kebijakan negara itu tidak ada kabar enaknya. Jadi zalim banget!” pungkasnya.[] Ade Sunandar

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *