Farid Wadjdi: Iran Miliki Potensi Hancurkan Entitas Penjajah Yahudi

MediaUmat – Hancurnya lima markas militer Israel karena dirudal Iran dalam Perang 12 Hari sebagaimana ditunjukkan citra satelit dari Universitas Oregon Amerika Serikat, menurut Direktur Forum on Islamic World Studies (FIWS) Farid Wadjdi, membuktikan bahwa Iran memiliki potensi yang besar untuk menghilangkan seluruh eksistensi entitas penjajah Yahudi.
“Serangan rudal Iran ini kalaulah itu memang terbukti benar-benar menghancurkan lima markas militer Israel, ini menunjukkan potensi kekuatan militer Iran itu tidak bisa diremehkan (memiliki potensi yang besar untuk menghilangkan seluruh eksistensi entitas penjajah Yahudi),” ungkapnya kepada media-umat.com, Kamis (10/7/2025).
Sayangnya, kritik Farid, potensi militer tersebut belum dimaksudkan untuk membebaskan Palestina, karena jika ingin menghilangkan entitas penjajah Yahudi maka serangan kemarin masih sangatlah kurang.
“Namun, pertanyaannya sampai sejauh mana potensi militer itu digunakan? Kalau dimaksudkan untuk membebaskan tanah Palestina, dalam pengertian Iran benar-benar ingin menghilangkan penjajahan di tanah Palestina maka serangan itu tentu tidak cukup, justru di situ persoalannya,” katanya.
Ditambah, menurut Farid, bukti Iran tidak memiliki intensi untuk membebaskan Palestina dari penjajahan. Hal itu bisa dilihat dari tidak adanya proyek politik untuk membebaskan Palestina, hanya sekadar memberikan serangan balasan dengan skala kecil.
“Apa yang dilakukan Iran itu selalu dalam konteks kepentingan nasional Iran. (Bila) serangan serangan yang dilakukan oleh Iran itu dianggap akan membahayakan kepentingan nasional Iran, Iran akan berhenti pada tahap itu,” jelasnya.
Hingga kini, sebutnya, diperlihatkan fakta bahwasanya dalam rangka kepentingan nasional Iran tetap berada di orbit kepentingan Amerika Serikat.
“Iran membantu kepentingan Amerika di Irak, Suriah dan Afghanistan,” ujar Farid menyebutkan beberapa contohnya.
Sedangkan isu Palestina, sebut Farid, banyak fakta yang menunjukkan hanya digunakan sebatas alat tawar politik di Timur Tengah.
“Justru, menggunakan isu Palestina lebih dari sebagai alat tawar politik hegemoni Iran di wilayah Timur Tengah dibanding dengan upaya serius untuk membebaskan tanah Palestina,” tegas Farid.
Di samping itu semua, sebut Farid, bisa dilihat pula Iran terlibat dalam negosiasi yang dimediasi oleh Amerika Serikat di Qatar dalam perkembangan nuklirnya.
“Itulah yang menjadi masalah, bahwa Iran memiliki kekuatan yang besar namun tidak ada kemauan politik ideologis untuk benar-benar menghancurkan entitas penjajah Yahudi,” sebutnya.
Meskipun ada kemampuan, jelasnya, tapi tidak disertai dengan kemauan politik ideologis untuk benar-benar menghancurkan entitas penjajah Yahudi.
“Maka kemampuan potensial itu menjadi tidak optimal, apalagi kemampuan itu tidak digunakan untuk membebaskan tanah Palestina,” kata Farid.
Takut kepada AS?
Farid menambahkan, jika Iran takut kepada Amerika Serikat, mereka harus tahu bahwasanya dengan kondisi saat ini tidak akan mudah AS menghancurkan Iran, mengingat posisi ekonomi dan politik AS saat ini sedang lemah.
“Apa yang terjadi di Afghanistan itu menjadi pelajaran bagi Amerika bagaimana Amerika akhirnya terpaksa menarik pasukannya dari Afghanistan, ini menunjukkan tidaklah mudah bagi mereka untuk menghancurkan suatu negara apalagi seperti negara Iran,” ungkapnya.
Jika memang AS berpikir harus menghancurkan, sebut Farid, maka yang dilakukan AS adalah dengan memecah belah Iran dari dalam, atau memakai kroni-kroninya di Timur Tengah seperti para penguasa Arab.
“Amerika akan menggunakan negara-negara di sekitar Iran atau penguasa-penguasa Arab untuk kemudian melemahkan Iran, jadi adalah pilihan yang sulit diambil oleh Amerika kalau mereka berpikir untuk mengenyahkan Iran,” kata Farid.
Membebaskan Palestina
Farid menegaskan, untuk membebaskan Palestina dibutuhkan serangan yang total juga persatuan umat Islam di seluruh dunia di dalam khilafah, karena itu akan membuat pelindung entitas Yahudi yaitu AS berpikir dua kali untuk menghancurkan negara Islam.
“Sementara persatuan kaum Muslimin itu akan terwujud dengan adanya negara Khilafah ‘ala Minhajjin Nubuwwah yang akan mampu menghimpun kekuatan militer, ekonomi, politik dan ideologi kaum Muslimin, ini yang akan membuat amerika berfikir seribu kali untuk kemudian menghancurkan satu negeri Islam dengan persatuan kaum Muslimin, dan khilafah yang akan menghapus batas-batas nasional buatan kolonial, serta akan memobilisasi tentara-tentara kaum Muslimin,” pungkasnya.[] Fatih Sholahuddin
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat