MediaUmat – Forum kerja sama antarnegara berkembang MIKTA (Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, dan Australia) sejak dibentuk pada 2013 hingga sekarang dinilai tidak memiliki pengaruh berarti di panggung politik global, hanya sebatas forum dialog belaka yang tak menghasilkan dampak signifikan.
“Tidak banyak yang bisa diharapkan dari MIKTA, sebab ia hanya sekadar forum dialog, dalam sejarahnya tidak memiliki pengaruh berarti di panggung politik global,” ujar Peneliti Forum Analisis dan Kebijakan untuk Transparansi Anggaran (FAKKTA) Muhammad Ishak kepada media-uamt.com, Senin(7/7/2025).
Sejatinya, sebut Ishak, MIKTA lebih condong pada kepentingan Amerika Serikat. Agenda-agenda besar seperti perdamaian dunia pun disebutnya hanya sebatas retorika belaka dalam kerangka multilateralisme sekuler.
“Agenda perdamaian dunia omong kosong belaka. Kerangka multilateralisme sekuler yang didominasi nilai-nilai Barat, seperti demokrasi liberal dan hukum internasional, tidak selalu selaras dengan syariah,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menekankan, Indonesia dan Turki, sebagai dua negara anggota MIKTA yang mayoritas penduduknya Muslim, semestinya memanfaatkan forum tersebut untuk mengusung agenda berbasis syariah.
“Indonesia dan Turki seharusnya mengusung agenda seperti perlindungan hak-hak Muslim, termasuk pembebasan Palestina dari penjajahan Israel, melepaskan ketergantungan kepada kepentingan AS, serta mendorong tatanan ekonomi global ke arah yang sejalan dengan nilai-nilai Islam,” tambahnya.
Ishak juga menyerukan perlunya membangun solidaritas umat Islam yang lebih kuat dengan menjalin kerja sama antarnegara Muslim demi terwujudnya kesatuan politik global.[] Lukman Indra Bayu
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat