FAKKTA: Aksi Boikot Lebih Efektif Dilakukan oleh Negeri Muslim Sekitar Palestina

 FAKKTA: Aksi Boikot Lebih Efektif Dilakukan oleh Negeri Muslim Sekitar Palestina

Mediaumat.id – Upaya untuk menghentikan konflik di Gaza, Palestina, dinilai akan lebih efektif apabila aksi boikot terhadap produk-produk buatan Zionis Yahudi dilakukan oleh negara-negara Muslim sekitar Palestina.

“Boikot yang lebih efektif dapat dilakukan oleh negara-negara Muslim, khususnya yang berbatasan dengan Palestina,” ujar Analis Senior Forum Analisis dan Kajian Kebijakan untuk Transparansi Anggaran (FAKKTA) Muhammad Ishak kepada Mediaumat.id, Ahad (12/11/2023).

Menurut Ishak, seperti Mesir, Yordania, Libanon, dan Arab Saudi, selama ini memberikan fasilitas akses barang-barang dari entitas Yahudi melalui wilayah udara, laut, maupun darat.

Termasuk, tambahnya, beberapa barang esensial, seperti minyak bumi yang berasal dari negara-negara Muslim di antaranya, Turki, Kazakstan, Nigeria, dan Azerbaijan.

Termasuk juga embargo atau larangan terhadap lalu lintas barang di Teluk Aqabah, yang terletak di Laut Merah.

Artinya, dengan melakukan boikot terhadap aliran barang, baik militer maupun non-militer, serta mengisolasinya, eksistensi dari entitas penjajah Yahudi bakal terancam tanpa menunggu lama.

Sebelumnya, terlontar anggapan bahwa ajakan untuk memboikot produk buatan Zionis Yahudi di Indonesia dinilai tidak efektif untuk menghentikan konflik di Gaza, Palestina. Gerakan tersebut diyakini hanya akan merugikan masyarakat Indonesia dibanding menolong warga Gaza.

Adalah Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Fahrur Rozi atau Gus Fahrur yang dalam sebuah rilis pada Jumat (10/11) juga mengatakan, memberikan donasi kemanusiaan ke Palestina lebih penting, termasuk juga diplomasi internasional di PBB.

Dukungan Barat

Untuk diketahui, kata Ishak lebih lanjut, pendudukan Zionis Yahudi atas tanah Palestina dapat bertahan hingga saat ini karena mendapat dukungan dari negara-negara Barat dan Muslim.

“Negara-negara Barat, seperti Amerika Serikat (AS), secara konsisten memberikan dukungan politik dan militer kepada Israel. Meskipun demikian, dukungan paling signifikan berasal dari negara-negara Muslim di sekitar Palestina, yang membiarkan Israel terus berkembang melalui kerjasama politik dan ekonomi,” urainya.

Padahal, secara umum, perusahaan-perusahaan yang mendukung eksistensi Zionis Yahudi, menurut Ishak, memberikan pemasukan finansial dalam jumlah yang tidak begitu besar dibandingkan dengan kemudahan ekonomi yang diberikan oleh negara-negara Arab.

 

Karenanya, meskipun patut diapresiasi sebagai ekspresi ketidaksukaan terhadap pendukung musuh kaum Muslim, seruan boikot terhadap produk buatan zionis Yahudi tidak berdampak signifikan pada penghentian penjajahan yang dilakukan.

Cara Paling Cepat

Di sisi lain, kendati pula bantuan kemanusiaan penting untuk mengatasi penderitaan akibat serangan dan pendudukan oleh entitas penjajah Yahudi, yang lebih penting lagi menurut Ishak, adalah upaya untuk menghentikan itu semua.

“Satu-satunya adalah dengan cara militer,” tegasnya, mengenai warga Palestina yang saat ini memang sangat membutuhkan dukungan militer dari negara-negara Muslim.

Berikut langkah-langkah militer seperti intervensi untuk mengusir entitas penjajah Yahudi dari tanah Palestina, merupakan cara paling cepat dan utama untuk mengakhiri penjajahan di sana.

Sehingga sekali lagi, Ishak menyerukan agar para penguasa negeri Muslim senantiasa mendorong kekuatan militer mereka untuk menerobos ke wilayah yang dikuasai Zionis Yahudi.

Namun bersamaan dengan itu, mereka juga perlu mengambil langkah-langkah untuk menghadapi kemungkinan perlawanan dari AS terhadap kebijakan tersebut seperti menarik investasi mereka pada surat utang AS.

Yang maknanya, para penguasa negeri Muslim segera menutup atau setidaknya melakukan renegosiasi/restrukturisasi utang dengan para kreditur dalam hal ini investor asing. Pasalnya APBN dari negeri-negeri Muslim sendiri banyak bergantung pada surat utang negara.

Lebih jauh, upaya menjual komoditas strategis semisal minyak bumi, gas alam, maupun mineral lainnya ke pasar internasional, dilakukan dengan menggunakan mata uang selain dolar AS.

Tetapi, yang penting dicatat, kata Ishak menekankan, langkah-langkah politik tersebut bisa lebih efektif apabila suatu negeri berada di bawah komando satu institusi politik Islam sebagai institusi penyeru persatuan umat Islam seluruh dunia, yaitu Khilafah Islam.

Demikian juga dengan seruan jihad fii sabilillah untuk membebaskan Palestina dari segala bentuk kezaliman yang dilakukan oleh entitas penjajah Yahudi.

“Seruan jihad dari institusi ini akan mampu menggalang kekuatan kaum Muslim secara global untuk membebaskan Palestina dari Zionis Israel,” pungkasnya.[] Zainul Krian

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *