Perdana Menteri entitas Yahudi mengatakan dalam konferensi pers yang disiarkan langsung oleh sejumlah media, termasuk Al Jazeera, pada tanggal 21 April 2025: “Kami tidak akan mengizinkan berdirinya Khilafah di pesisir Mediterania.” Ia menambahkan, “Kami tidak akan menerima kehadiran Khilafah di sini atau di Lebanon, dan kami berupaya untuk memastikan keamanan Israel.”
Hal ini terjadi setelah adanya demonstrasi dan aksi duduk yang digalang oleh pemuda Hizbut Tahrir di Lebanon, Turki, Tunisia, Bangladesh, Pakistan, Indonesia, dan negara-negara lainnya, yang menuntut berdirinya Khilafah dan mengingatkan mereka bahwa itulah solusi untuk menyelamatkan rakyat Gaza dan seluruh Palestina dari kebrutalan entitas Yahudi yang didukung oleh Amerika dan kekuatan jahat lainnya.
Para aktivis (syabāb) Hizbut Tahrir menyatakan bahwa rezim-rezim yang ada di negeri-negeri Islam bersekongkol dengan entitas Yahudi, baik dengan meneruskan normalisasi dan hubungan dagang dengannya, maupun dengan tetap bungkam mengenai apa yang menimpa saudara-saudara mereka di Gaza dan tidak mengerahkan pasukan untuk menyelamatkannya. Mereka dalam orasinya menyerukan mobilisasi tentara dan penggulingan rezim-rezim ini (hizb-ut-tahrir.net, 24/4/2025).
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat