Mediaumat.id – Situs Bulli Bai yang dibuat di GitHub yang melelang perempuan Muslim di India, dinilai Tokoh dan Aktivis Muslimah Internasional Dr. Nazreen Nawaz untuk melecehkan dan menghina Muslimah di India.
“Aplikasi buatan kaum ekstrimis Hindu ini, tidak lain hanyalah bagian dari pelecehan dan penganiayaan yang terus berlanjut terhadap Muslim di India yang para pelakunya, lebih sering daripada tidak, diizinkan untuk mengeksekusi kejahatan mereka dengan impunitas,” tuturnya kepada Mediaumat.id, Sabtu (15/1/2022).
Menurutnya, aplikasi keji ini ditujukan untuk merendahkan, menghina, mempermalukan, mengancam, dan membungkam kaum Muslimah di India atas kejahatan rezim Hindu BJP ultranasionalistik dan pendukung lain dari kepercayaan Hinduvta.
Meskipun tiga orang terkait situs tersebut telah ditangkap, namun menurut Nazreen, tidak berarti negara India anti pelecehan terhadap umat Islam. “Penangkapan tiga aktivis itu hanya untuk menyelamatkan muka India. Buktinya bulan Desember tahun lalu, sebuah pertemuan diadakan di Haridwar, di negara bagian Uttarakhand utara, para pemimpin agama Hindu menyerukan secara terbuka untuk genosida Muslim di India,” ungkapnya.
Menurutnya, hal ini sangat mirip dengan tindakan pembunuhan militer Myanmar terhadap Muslim Rohingya. “Pemerintah BJP terlihat bisu, gagal mengeluarkan satu pun pernyataan kecaman terhadap demonstrasi dan pidato-pidato yang menghasut. Bahkan, dilaporkan bahwa pertemuan itu dihadiri oleh setidaknya satu anggota partai berkuasa Perdana Menteri Narendra Modi,” bebernya.
“Tahun lalu, lebih dari selusin masjid di negara bagian Timur Laut Tripura, India, dirusak oleh massa Hindu,” imbuhnya.
Nazreen menegaskan, para ekstremis Hinduvta ini harus tahu bahwa kehormatan perempuan Muslim adalah suci dalam Islam. “Perlindungannya ditempatkan pada tingkat melindungi kehidupan itu sendiri. Faktanya, Al-Qur’an mendefinisikan ucapan bahkan satu kata fitnah terhadap reputasi seorang wanita suci sebagai kejahatan berat yang pantas mendapatkan hukuman berat,” katanya.
Ia menceritakan, ketika Nabi SAW mengusir seluruh suku Yahudi Bani Qaynuqa dari Negara Islam di Madinah karena pelecehan Bani Qaynuqa terhadap seorang wanita Muslim lajang.
“Khalifah abad ke-8, al-Walid bin Abdul Malik mengerahkan pasukan yang tangguh, dipimpin oleh jenderal besar Muslim Muhammad ibn Qasim, untuk menyelamatkan sekelompok wanita dan anak-anak Muslim yang dipenjarakan oleh Raja Hindu India yang menindas, Raja Dahir, dan dibawa Sind di bawah kekuasaan Islam dalam prosesnya,” terangnya.
“Nabi SAW dan para pemimpin Islam sejati menunjukkan kerasnya tanggapan yang dituntut dalam Islam ketika martabat perempuan Muslim dilanggar,” tambahnya.
Oleh sebab itu, menurutnya, tidak ada pilihan lain bagi perempuan Muslim di India, untuk kembali dilindungi oleh Khilafah Islam.
“Tidakkah dibutuhkan kepemimpinan islami sejati yang dengan sungguh-sungguh menjalankan kewajiban Islamnya untuk menjaga kehormatan mereka? Bukankah dibutuhkan seorang penguasa Islam yang tulus yang akan mengerahkan pasukannya tanpa ragu-ragu untuk membela mereka, seperti para khulafa’ (khalifah) di masa lalu?” pungkasnya.[] Fika Komara/Achmad Mu’it