Direktur Imune: Jaringan Zionis Pesek Merambah di Berbagai Dimensi

Mediaumat.info – Direktur Muslimah Negarawan Institute Dr. Fika Komara menilai operasi jejaring Zionis pesek sudah merambah di berbagai dimensi.

“Operasi jejaring Zionis pesek sudah merambah di berbagai dimensi termasuk dan terutama itu pada jaringan-jaringan yang sifatnya itu ideologis politis,” ujarnya di Kiprah dan Jejaring Zionis Pesek di Asia Tenggara, Jumat (19/7/2024) di kanal YouTube Institute Muslimah Negarawan.

Ia mengungkapkan, akan kompleksitas masalah tersebut sehingga dibutuhkan pemetaan layer by layer karena kelenturan banyak lapisan di sini. Mereka bermain sudah sangat terorganisir, tersistem dengan baik.

Dari aspek teologisnya, ia menyebut, gerakan ini (Zionis) menggerakkan orang-orang yang bisa mereka gerakkan.

Ia juga menilai sangat penting untuk melakukan updating, harapannya agar bisa membaca ulang pergerakan mereka dari berbagai dimensi.

“Dimensi teologis tadi melalui ritual mungkin adanya sinagog dan segala macamnya. Termasuk jaringan organik intelektualnya. Dimensi politik, kemudian juga dimensi ekonomi perdagangan. Bahkan sebenarnya di bawah radar atau underground itu masih terus ada dimensi ekonomi meskipun kita tidak punya hubungan diplomatik tetap saja peta hubungan dagang itu berjalan. Bahkan masih sering ekspor impor ke Zionis,” bebernya.

Ternyata kiprah Zionis, disebutkan olehnya, sebenarnya sudah sangat dekat dengan umat, dengan terungkapnya kasus kemarin dari seorang menteri terkuak bahwa dia ternyata memang salah satu pendukung dari Zionis setelah akunnya terbuka. Kemudian ada berita terakhir dan sekarang lagi heboh terkait Rahim atau Ibrahim Institute.

“Jaringan dialog lintas agama itu mereka masuk dari aspek teologis kemudian juga mereka masuk pada diplomasi, mereka masuk kepada dunia digital. Penetrasinya luar biasa,” imbuhnya.

Singapura sendiri, menurut dia, meskipun memang tidak punya agama tertentu yang menonjol maksudnya seperti pendukung agama Yahudi sebagai agamanya tetapi dia mempunyai bahkan menerapkan megaphone diplomatic di kawasan terdekatnya.

“Saya baca kemarin itu salah satu dari mereka Rahim Institute itu ngelesnya, awalnya hendak dialog lintas agama kok dipertemukannya kepada dubes Israel seorang diri. Sampai seperti itu megaphone diplomatic yang dilakukan juga oleh orang-orang di jaringan Singapura, Myanmar. Jadi saya pikir simbiosis Yahudi, zionisme, kapitalisme memang justru harus kita waspadai. Jaringan ini yang dioperasikan oleh sistem yang bernama kapitalisme,” jelasnya.

“Kayaknya kita juga selama ini mungkin fokusnya di zionismenya bukan Yahudinya. Kita fokus pada gerakan politiknya. Nah saya melihat ini memang harus dibaca termasuk sampai tentang narasi antisemith yang sebenarnya itu mungkin dipaksakan di kalangan intelektual karena menonjolkan Yahudi sebagai korban holocaust itu sering atau banyak juga di paper-paper. Itu kan ternyata banyak mengupas soal antisemith, artinya kalau itu masuk ke jurnal, akhirnya banyak yang baca, jadi dikonsumsi akademik gitu ya,” tutupnya. [] Heni

Share artikel ini: