Direktur eLSAD Nilai Pembangunan di Indonesia Tidak Pro Pertanian

Mediaumat.news – Tanggapi indeks ketahanan pangan nasional yang terkesan memburuk, Direktur eLSAD Muhammad Ismail mengatakan pembangunan di Indonesia tidak pro sektor pertanian.

“Memang pembangunan yang ada di Indonesia selama ini tidak begitu pro pada sektor pertanian,” ujarnya dalam Kabar Malam: Negeri Krisis Pangan Atau Krisis Negarawan? Senin (22/3/2021), di kanal Youtube News Khilafah Channel.

Meski indeks keamanan makanan Indonesia (2020) meningkat, tetapi menurutnya, secara indeks kelaparan global, justru mendapat poin buruk, yakni 19,1. Jauh di bawah Thailand yang ada di posisi 10.2, Malaysia 13.3 dan Vietnam 13.6. “Jadi dengan nilai tersebut, itu Indonesia berada di level kelaparan yang sangat serius,” tambahnya.

Hal itu, menurut Ismail, menjadikan penduduk malas memilih petani sebagai profesi. “Kalau dikalkulasikan, dikonversikan ke biaya pertaniannya, belum pupuknya dan seterusnya itu enggak sebanding,” tuturnya.

Sehingga ia tak heran, jumlah petani Indonesia dari tahun ke tahun mengalami penurunan secara signifikan. Ia khawatir, suatu saat julukan Indonesia sebagai negara agraris bisa hilang.

Maka, ia menegaskan, pembangunan di sektor pertanian yang dilakukan oleh pemerintah harus proporsional. Pertama, dengan cara membangun sistem irigasi hingga pelaksanaan intensifikasi. “Memaksimalkan lahan yang ada itu agar produksinya meningkat,” jelasnya.

Kedua, kebijakan pengambilalihan lahan menganggur selama tiga tahun oleh negara. Sebagaimana Hadits Nabi SAW yang ia kutip, ‘Rasulullah bersabda, tanamilah lahanmu atau kalau tidak serahkan kepada saudaramu untuk ditanami’.

Ketiga, industri-industri yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak, harus dikelola negara. “Kalau industri itu dikelola oleh negara, maka perspektifnya akan menjadi ri’ayah, pelayanan kepada rakyatnya,” pungkasnya. [] Zainul Krian

Share artikel ini: