Dialog Syawal Pekanbaru, Bangkitkan Semangat Juang Intelektual

 Dialog Syawal Pekanbaru, Bangkitkan Semangat Juang Intelektual

MediaUmat.info – Dalam rangka silahturahmi dan membangkitkan semangat juang intelektual Muslim, puluhan tokoh dari berbagai profesi akademisi, advokat, pimpinan pondok pesantren, pimpinan ormas hadir dalam Dialog Syawal dan Temu Tokoh Perubahan: Bahagia di Tengah Derita, Saatnya Berubah, Sabtu (26/4/2025) di Pekanbaru.

Sebelum acara dimulai, ada pemutaran video kondisi rakyat Palestina yang dibombardir Zionis Yahudi laknatullah. Dilanjutkan dengan sambutan dari shahibul hajat Yadi Isman, M. E.Sy.

Menurutnya, ketika bulan Syawal umat Islam tentu bahagia dengan datangnya bulan Syawal, bulan kemenangan. Namun di belahan bumi Syam yakni Palestina, mereka dikhianati oleh Yahudi laknatullah yang didukung Amerika Serikat dan para penguasa Muslim.

Lebih lanjut, ia juga menyampaikan, seruan jihad bergema tapi tidak ada yang meresponnya. “Bukankah kita orang beriman?” tegasnya.

Pasalnya, menurut Yadi, seruin ini tidak bisa direspon secara individu tetapi butuh keberanian seorang pemimpin.

Acara ini juga dimeriahkan dengan pemberian cinderamata oleh Yadi Isman kepada Prof. Alaidin Koto dan begitu juga sebaliknya Prof. Alaidin Koto memberikan sebuah buku yang berjudul Selamat Pagi Indonesia. Pada kesempatan itu juga Alaidin membacakan sebuah puisi berjudul Kapal Oleng yang termaktub di buku tersebut yang menggambarkan kondisi negeri ini (Indonesia).

Acara dialog yang diselenggarakan Forum Intelektual Muslim Riau dimulai dengan memberikan tanggapan. Para peserta dialog sepakat bahwa negeri Indonesia dan dunia tidak baik-baik saja. Mereka juga merasakan butuh seorang pemimpin yang mampu membawa perubahan.

Menanggapi peserta diskusi, Ulama Riau Kiai Enggel Setiawan mengatakan, intelektual Muslim harusnya memikirkan kondisi Islam hari ini. Jangan sampai, agamanya dilecehkan, agama dinistakan dia tidak peduli asalkan dia bisa makan, bisa jalan dengan keluarganya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Forum Intelektual Muslim Riau Prof. Anas Puri menyebutkan empat kunci terkait dengan perubahan.

Pertama, punya kesadaran tentang kondisi umat dengan menggunakan standar baik buruknya pakai apa? Sekuler atau Islam? Sebagai Muslim tentu saja harus menggunakan Islam.

Kedua, membangun kesadaran kondisi ideal itu seperti apa? Itu tentu harus berdasarkan Islam.

Ketiga, metode yang digunakan dalam perubahan seperti apa? Harus mengikuti thariqah Rasulullah SAW. Bagaimana dakwah beliau di Makkah hingga mendirikan negara di Madinah? Tentu hal ini perlu dipelajari lebih mendalam.

Keempat, proses perubahan itu didorong tidak bisa sendirian. Rasulullah mengubah masyarakat Makkah dan Madinah tidak sendirian tapi berkelompok atau kutlah dengan sama pemahaman, sama langkahnya, sama visinya dengan Rasulullah.

Akhirnya acara pun ditutup dengan do’a bersama.[] Muhammad Nur

Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *