Demonstrasi terus Berlanjut di Maroko, Uni Eropa Menyerukan Ketenangan
Demonstrasi terus berlanjut di beberapa kota di Maroko. Pada 5 Oktober 2025, para demonstran berkumpul di kawasan populer Al-Fida di Casablanca, meneriakkan “Rakyat menginginkan pemberantasan korupsi”, menuntut mundurnya pemerintahan Akhannouch. Di Rabat, mereka meneriakkan slogan-slogan serupa. Mereka menyerukan agar demonstrasi dilanjutkan pada 9 Oktober 2025.
Protes dan demonstrasi ini dimulai pada 27 September 2025 di beberapa kota setelah kematian delapan ibu hamil di sebuah rumah sakit umum di Agadir akibat operasi caesar. Awalnya, demontrasi ini menuntut perbaikan layanan kesehatan dan pendidikan, yang kemudian meningkat hingga tuntutan-tuntutan seperti pembubaran pemerintah. Perdana Menteri Aziz Akhannouch menyatakan bahwa “pemerintahnya menyatakan ketanggapannya terhadap tuntutan yang disuarakan oleh para pemuda dan kesiapannya untuk berdialog dan berdiskusi.”
Uni Eropa mengimbau “pihak-pihak terkait untuk tetap tenang”, sebagaimana dinyatakan oleh juru bicara Komisi Eropa, Anwar El Announi, pada 3 Oktober 2025. Ini merupakan upaya Uni Eropa untuk mencampuri urusan Maroko, yang khawatir bahwa revolusi dan pemberontakan di negeri-negeri Islam akan menghilangkan pengaruh Barat. Hal ini terutama berlaku jika tuntutan mereka bersifat Islami, mengibarkan panji-panji Islam, dan menyerukan pembentukan Khilafah serta penerapan Islam.
Tampaknya aksi-aksi perlawanan ini tidak memiliki kepemimpinan politik yang sadar berdasarkan pemikiran Islam, yang mengusulkan solusi dari perspektif Islam, dan menawarkan konstitusi negara yang berasal dari Al-Qur’an dan Sunnah, karenanya apa yang mereka tuntut bukan solusi untuk keluar dari kezaliman yang menimpa mereka (hizb-ut-tahrir.info, 9/10/2025).
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat
