Dalam Kapitalisme, Banyak Anak Punya Beban Ekonomi

 Dalam Kapitalisme, Banyak Anak Punya Beban Ekonomi

MediaUmat.info – Cendekiawan Muslim Ustadz Eri Taufik menilai dalam sistem kapitalisme banyak anak berarti mempunyai beban ekonomi.

“Tapi buat para pemikir kapitalis nonsens kan? Iya benar. Karena enggak kompatibel. Yang pasti ketika dia banyak anak dia punya beban ekonomi,” ujarnya dalam Special Interview: Vasektomi Jadi Syarat Bansos? Solusi Kemiskinan? – Ust Eri Taufik, Senin (11/5/25) di kanal YouTube Rayah TV.

Karena, sebutnya, kapitalisme menganggap anak yang lebih dari dua, berarti sudah mengambil porsi orang lain.

“Karena buat mereka anak itu kan jadi beban. Buat kapitalis tuh anak itu jadi beban karena dia harus dibiayai dari kecil sampai kuliah, belum makannya dan sebagainya. Orang tuanya harus punya ekstra energi untuk menghabiskan waktu mengambil kue kapitalis untuk menghidupi anak-anaknya. Kebayang kalau anaknya banyak, anaknya 10 misalnya, bagaimana orang tuanya harus habis-habisan mengambil sumber daya ekonomi ini,” jelasnya.

Jadi, sebutnya, dalam sistem kapitalis orang tuanya harus memeras semua energinya untuk menghidupi anaknya, karena semua ditanggung sendiri oleh kepala keluarga baik sekolahnya, kesehatannya, dan kebutuhan hidupnya.

“Nah, ketika dia enggak mampu, si kepala keluarga enggak mampu, sementara anaknya banyak, maka mereka berpandangan bahwa pastilah akan jatuh pada stunting, kemiskinan, dan sebagainya,” bebernya.

Kalau punya dua anak, lanjutnya, relatif aman dengan gaji UMR. Jadi, semakin banyak anak semakin berisiko.

“Akhirnya tadi si kepala keluarga ini harus memeras energi dia untuk mengambil kue kapitalis orang lain, gitu loh untuk masukin ke keluarganya. Ini kan handicap jadinya buat mereka tuh pandangannya begitu,” bebernya.

Vasektomi

Jadi, menurutnya, kebijakan vasektomi biar mendapatkan bansos untuk menuntaskan kemiskinan adalah kebijakan yang offside.

“Nah, ini jadi offset kan? Sebenarnya kalau bicara program pengentasan kemiskinan memang tanggung jawab pemerintah,” bebernya.

Karena, menurutnya akan mengarah pada freeseks. “Untuk menghemat biaya dan sebagainya. Udah enggak usah nikahlah gitu ya. Gimana? Udah kumpul kebo aja. Karena untuk bisa apa? meredam itu. Kan biaya jadi enggak terlalu tinggi dua orang disatukan di satu tempat. Anak enggak usah punya,” pungkasnya.[] Setiyawan Dwi

Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *