Mediaumat.news – Menanggapi pasangan suami-istri (pasutri) di Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan yang tega mencongkel mata anaknya demi pesugihan. Sosiolog yang juga Dosen Sosiologi di Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Abdus Sair, S.Sos., M.Sosio. mengatakan itu akibat dari ketimpangan pemahaman agama dan ketimpangan ekonomi yang berlebih.
“Menurut saya ada ketimpangan pemahaman dan ekonomi yang berlebihan,” ujarnya dalam acara Insight #73: Dugaan Perundungan Pegawai KPI Hingga Cungkil Mata Anak Demi Pesugihan. Tanda Kehidupan Sosial Sakit? Jumat (10/9/2021) di kanal YouTube Pusat Kajian dan Analisis Data (PKAD).
Menurut Sair, dua ketimpangan itu terjadi akibat tidak digarap dengan baik oleh aktor agama yaitu lembaga agama dan aktor pemerintah. Aktor pemerintah sejatinya harus menyelesaikan ketimpangan itu melalui program kesejahteraan sosial, akses pendidikan yang bagus, menjamin kebutuhan dasar masyarakat, menjamin kesehatan masyarakat dan seterusnya.
Sair menilai, kalau kebutuhan dasar seseorang itu terpenuhi, maka orang tersebut tidak akan berpikir macam-macam, seperti melakukan jalan pintas pesugihan demi faktor ekonomi. Ia mengingatkan, dulu kasus penggandaan uang oleh Dimas Kanjeng yang mencuat pada tahun 2016 di Probolinggo juga akibat dari ketimpangan sosial yang semakin tinggi.
“Orang-orang yang memiliki pendidikan rendah, agamanya juga ‘tidak sempurna’, maka dia akan gampang diseret oleh keyakinan-keyakinan, kepercayaan-kepercayaan instan yang dapat merugikan orang lain,” pungkasnya.[] Agung Sumartono