Burhan dan Hemedti Bersekongkol untuk Memecah Belah Sudan Sesuai dengan Rencana Amerika

Pada 27 Oktober 2025, Pasukan Dukungan Cepat di Sudan mengumumkan penguasaan mereka atas El Fasher, ibu kota Darfur, setelah merebut markas Divisi Infanteri ke-6, pangkalan militer Sudan terakhir di wilayah tersebut.

Perlu dicatat bahwa Pasukan Dukungan Cepat telah mengkonsolidasikan kendali mereka atas Darfur bagian barat, tengah, dan selatan, menyusul penarikan serupa oleh tentara dari wilayah-wilayah tersebut. Hanya Darfur Utara, termasuk kota El Fasher, yang tetap berada di bawah kendali mereka. Pasukan Dukungan Cepat mulai mengepung El Fasher pada 10 Mei 2024, hingga tentara mundur dan meninggalkan penduduknya.

Rangkaian peristiwa di Sudan menimbulkan kecurigaan bahwa Burhan, komandan tentara, bersekongkol untuk menarik diri dari Darfur dan menyerahkannya kepada Pasukan Dukungan Cepat, yang membuka jalan bagi pemisahan diri Darfur dari Sudan dan deklarasinya sebagai entitas terpisah, seperti yang terjadi di Sudan Selatan.

Panglima Angkatan Darat dan Kepala Dewan Berdaulat, Burhan, serta komandan Pasukan Dukungan Cepat, Hemedti, keduanya adalah agen Amerika. Mereka sepakat untuk menyerang agen-agen Inggris, tetapi kemudian bersekongkol untuk memisahkan diri, dengan salah satu pihak menjadi penguasa dan yang lainnya menjadi oposisi. Kekuatan-kekuatan politik, termasuk yang merupakan agen Inggris, kemudian bergabung dengan salah satu pihak. Pasukan Dukungan Cepat kemudian ditarik dari Sudan timur dan ibu kota, Khartoum, lalu mundur ke barat untuk fokus pada wilayah Darfur, yang kini mereka kuasai. Hemedti telah membentuk dewan berdaulat dan pemerintahan di sana, yang membuka jalan bagi pemisahan diri wilayah tersebut.

Presiden terguling, Umar al-Basyir, telah menyatakan bahwa tujuan Amerika adalah untuk membagi Sudan menjadi lima negara, termasuk pembentukan negara di wilayah Darfur, setelah ia menyerahkan Sudan Selatan dan mengakui pemisahan diri negara tersebut, bahkan ia ikut memberkati pemisahan diri negara tersebut, saat ia menghadiri perayaan deklarasi kemerdekaannya pada tahun 2011. Semoga Allah mengutuknya sebagai seorang penguasa dan mengutuk orang-orang yang seperti dia, Burhan, Hemedti, serta lainnya yang berkonspirasi melawan negara mereka sendiri demi melaksanakan rencana Amerika agar tetap berada dalam otoritas yang lemah dan tunduk untuk sementara waktu, hingga kemudian nasib mereka jatuh dan lenyap (hzb-ut-tahrir.info, 29/10/2025).

Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini: