Bukan Hanya Kemanusiaan, Palestina Masalah Akidah, Syariat dan Politik Islam

 Bukan Hanya Kemanusiaan, Palestina Masalah Akidah, Syariat dan Politik Islam

MediaUmat Merespons penahanan aktivis iklim Greta Thunberg oleh militer Zionis Yahudi saat hendak mengirim bantuan kemanusiaan ke Gaza, Ketua Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa (FDMPB) Dr. Ahmad Sastra mengingatkan kaum Muslim bahwa persoalan Palestina bukan hanya persoalan kemanusiaan, melainkan persoalan akidah, syariah, dan politik Islam.

“Persoalan Palestina bukan hanya persoalan kemanusiaan, melainkan persoalan akidah, syariah, dan politik Islam,” tegasnya kepada media-umat.com, Selasa (10/6/2025).

Ia mewanti-wanti agar umat Islam agar tidak terjebak dalam narasi kemanusiaan semata. “Ini bukan hanya soal bantuan dan blokade. Ini soal eksistensi umat Islam, tanah suci, dan kewajiban menegakkan syariat Islam secara kaffah,” tegasnya.

Pasalnya, sebut Ahmad, Masjidil Aqsha secara akidah adalah tanah suci ketiga bagi umat Islam. Penjajahan atas tanah itu adalah bentuk kezaliman yang diharamkan dalam syariat.

Karena dalam ajaran Islam, jelas Ahmad, penjajahan dalam bentuk apa pun haram hukumnya, maka secara politik umat Islam berkewajiban membebaskan negeri-negeri Muslim yang dijajah, sebagaimana dahulu para ulama dan santri Indonesia mengangkat senjata melawan Belanda.

“Jihad bukan radikalisme. Ia adalah kemuliaan dalam membebaskan umat dari kezaliman,” ujarnya.

Secara politik pula, jelas Ahmad, krisis Palestina tidak lepas dari runtuhnya institusi khilafah Islam pada 1924. Sejak saat itu, umat Islam kehilangan pelindung yang mampu menjaga kehormatan dan tanah suci mereka.

“Kehilangan khilafah adalah awal dari penderitaan Palestina. Dulu Umar bin Khattab melindungi penduduk Palestina, bahkan kaum Nashrani di sana, dari ancaman Yahudi. Kini, tanpa persatuan politik Islam, kita hanya menyaksikan kezaliman tanpa mampu bertindak tegas,” imbuhnya.

Ahmad juga dengan tegas menolak solusi dua negara dan perdamaian sebagai jalan keluar krisis Palestina.

Menurutnya, hal itu justru mengokohkan keberadaan Israel sebagai negara penjajah.

“Perjuangan membebaskan Palestina tidak bisa dilakukan dengan diplomasi. Jalan satu-satunya adalah persatuan dunia Islam dan perjuangan fii sabilillah untuk mengusir penjajah Israel dari tanah kaum Muslimin,” tegasnya.

Sebelumnya, viral berita penahanan aktivis iklim Greta Thunberg oleh militer Zionis Yahudi saat hendak mengirim bantuan kemanusiaan ke Gaza. Kapal sipil bernama Madleen, yang dioperasikan oleh Freedom Flotilla Coalition (FFC), dicegat di perairan internasional dan para aktivis di dalamnya ditahan, termasuk Greta.

Kementerian pertahanan entitas penjajah Zionis Yahudi menyebut penyegatan itu sebagai bagian dari penegakan blokade laut terhadap Gaza, sementara FFC menyatakan kapal tersebut membawa bantuan makanan, susu bayi, dan alat medis.

Sebelum penahanan, dalam video yang dirilis FFC, Greta menyebut bahwa jika video itu sampai ke publik, berarti mereka telah “dicegat dan diculik di perairan internasional oleh pasukan pendudukan Israel”.

Menurut Ahmad, serangan terhadap relawan kemanusiaan menunjukkan watak brutal Zionis Yahudi yang tidak hanya menjajah, tetapi juga menghalangi bantuan untuk warga sipil yang sedang menderita.[] Fatih Sholahuddin

Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *