Bin Abdul Karim Issa Jadi Khatib Haji di Hari Arafah, Aktivis Palestina: Aneh!

Mediaumat.id – Aktivis Gerakan Islam Palestina Syekh Kamal al-Khatib mengatakan, penunjukan Muhammad bin Abdul Karim Issa sebagai khatib dalam khutbah Hari Arafah pada Jumat (9 Zulhijah 1443 H/8 Juli 2022 M) di Masjid Namira adalah sebuah perubahan yang aneh.
“Dengan ditunjuknya Muhammad bin Abdul Karim Issa sebagai khatib di Hari Arafah, saya katakan kepada mereka yang bertanya tentang kondisi dunia. Apakah akan terjadi perubahan dan hal aneh? Maka saya katakan kepadanya. Ya, bagaimana tidak!” ujarnya dalam sebuah unggahan di media sosial yang dilansir Mediaumat.id, Jumat (8/7/2022).
Pasalnya menurut Syekh Kamal, dengan Muhammad bin Abdul Karim Issa menjadi khatib pada hari Arafah, dan Muhammad bin Salman beserta kelompok kaum rusaknya menjadi penguasa kaum Muslim, itu saja sudah cukup menjadi bukti adanya perubahan dan hal yang aneh.
Betapa tidak, Muhammad bin Abdul Karim Issa, Sekretaris Jenderal Liga Muslim Dunia, adalah orang yang pernah menerima pemimpin spiritual Hindu yang disebut “Sadhguru” dengan penuh cinta.
Syekh Kamal menyampaikan, ketika itu Muhammad bin Abdul Karim Issa menyambutnya dengan mengatakan seperti yang biasa dikatakan para sahabat ra. kepada Rasulullah SAW.
“Kami mencintaimu sebelum kami melihatmu, dan ketika kami melihatmu, maka kami lebih mencintaimu,” ucap Syekh Kamal menirukan.
“Bahkan hal itu disampaikan saat puncak kampanye serangan umat Hindu terhadap kemuliaan Nabi kita Muhammad SAW,” tambahnya sedih.
Di sisi lain, lanjut Syekh Kamal, Muhammad bin Abdul Karim Issa termasuk orang yang menyerang kampanye pemboikotan produk Prancis pasca-pelecehan terhadap Rasulullah SAW.
Lantas digambarkan pula bahwa para pemilik perusahaan Prancislah sebagai pihak yang tertindas.
Tak hanya itu, perihal proyek normalisasi antara Arab Saudi dengan Israel, Muhammad bin Abdul Karim Issa justru menjadi tokoh agama terdepan yang mendukungnya.
“Muhammad bin Abdul Karim Issa adalah fasad religius dari proyek normalisasi Muhammad bin Salman dengan Israel,” ungkapnya.
Sementara Muhammad bin Salman, seperti diketahui juga, telah menggambarkan Ikhwanul Muslimin sebagai khawarij, berikut klaim dirinya yang mengusung Islam politik.
Maka tak heran atas penunjukan tersebut, ucapan selamat pertama yang ia terima datang dari Rabbi Jacob Yisrael Herzog, seorang rabbi Yahudi yang dapat berkeliaran dengan bebas di Tanah Dua Masjid Suci, sebagaimana yang dipublikasikan di lamannya.
“(Pun) Juru Bicara Militer Israel Avichay Adraee, berkali-kali memujinya dengan penuh hormat,” imbuhnya.
Tetapi sayangnya, sebagaimana diopinikan, Muhammad bin Abdul Karim Issa malah digambarkan sebagai sosok yang memiliki jasa penting di sektor perdamaian agama dengan sematan tokoh penyeru Islam moderat sedunia.
Maka tak heran pula gelombang penolakan bermunculan atas penunjukannya sebagai khatib haji pada Hari Arafah tahun ini oleh Muhammad bin Salman, raja Saudi Arabia saat ini.
Perlu diketahui, salah satu gelombang penolakan dimaksud muncul juga dari kelompok Muntada al-Ulama yang tergabung di dalamnya para ulama ahlussunah.
Dalam siaran resminya kelompok tersebut mengatakan bahwa penunjukan Muhammad bin Abdul Karim Issa sebagai kejahatan yang nyata dan bertentangan dengan hukum dan ketentuan Allah SWT.
Pasalnya, menurut mereka seorang khatib haji harus memiliki catatan atau perilaku yang bersih dan bebas dari segala kontroversi.
Kisah Aneh
Lebih jauh terkait keanehan yang ia maksud adalah korelasi sosok Muhammad bin Abdul Karim Issa sebagai khatib, dengan kisah seorang pecandu berat narkoba yang bernama Bakri Mustafa, yang diriwayatkan oleh Almarhum Syekh Ali al-Tantawi.
Kala itu, si pecandu yang diterangkan juga amoral tersebut, telah berhasil menipu penduduk suatu desa dan berpura-pura beragama, sampai dia berhasil menjadi seorang imam masjid di desa itu.
“Suatu hari penduduk membawa jenazah kepadanya untuk dishalati, maka Bakri Mustafa mendekat pada kepala jenazah, seolah-olah dia berbisik kepadanya,” ujar Syekh Kamal mengawali kisah Bakri si penipu.
Ketika shalat jenazah selesai dilaksanakan, orang-orang bertanya kepadanya, ‘Apa yang Anda katakan kepada jenazah itu?’ Dia berkata, ‘Saya berkata kepadanya, jika dua malaikat datang kepada Anda dan bertanya tentang kondisi orang-orang di dunia ini, maka jangan bicara banyak. Cukup katakan pada mereka berdua bahwa Bakri Mustafa telah menjadi seorang imam, sehingga dunia menjadi damai sejahtera’.
Tak ayal, Syekh Kamal pun yakin dengan semua yang terjadi ini, menunjukkan bahwasanya umat Islam semakin dekat pada kemenangan. “Jadi bergembiralah,” pungkasnya.[] Zainul Krian