Berikut Ini Sanggahan Khilafah Tak Bagus dan Aman

 Berikut Ini Sanggahan Khilafah Tak Bagus dan Aman

Mediaumat.id – Menyanggah pernyataan Menkopolhukam Mahfud MD yang menyebut tak ada bukti bahwa khilafah itu bagus dan aman, Arief B. Iskandar, editor Media Politik dan Dakwah Al-Wa’ie menuturkan begini.

“Siapapun yang jujur ​​melihat sejarah, termasuk kalangan ahli Barat, tak akan bisa mengelak untuk mengakui keagungan peradaban Islam pada masa lalu dan sumbangsihnya bagi dunia, termasuk dunia Barat, yang denyutnya masih terasa hingga hari ini,” ujarnya kepada Mediaumat.id, Rabu (9/11/2022).

Sebelumnya, sebagaimana dikutip kanal YouTube Universitas Airlangga, (30/10), Menkopolhukam sempat menyebutkan bahwa ketetapan sistem demokrasi di Indonesia sudah final, dan bentuk pemerintahan saat ini seharusnya bukan hal yang perlu diperdebatkan.

Padahal, di dalam video itu ia mengakui bahwa cacat demokrasi pasti ada. Namun sayang, Mahfud lantas menyinggung sistem pemerintahan Islam, khilafah, tidak bagus dan aman. “Di khilafah pun tidak ada bukti bahwa khilafah itu bagus dan aman. Coba lihat sekarang enggak ada tuh,” ucapnya.

Meski banyak ditutup-tutupi, sela Arief lebih lanjut, pengaruh peradaban emas Islam atas kemajuan Barat saat ini tetaplah nyata. Sehingga ia merasa perlu merespons pernyataan yang demikian itu.

Sebutlah jaminan atas keamanan dunia yang dalam hal ini, kata Arief, Will Durant, seorang penulis, filsuf dan sejarawan berkebangsaan Amerika Serikat di dalam buku Kisah Peradaban dengan jelas mengatakan:

“Para khalifah telah memberikan keamanan kepada manusia hingga batas yang luar biasa besarnya bagi kehidupan dan usaha keras mereka. Para khalifah itu juga telah menyediakan berbagai peluang bagi siapa pun yang memerlukan dan memberikan kesejahteraan selama berabad-abad dalam keluasan wilayah yang belum pernah tercatat lagi fenomena seperti itu setelah masa mereka. Kegigihan dan kerja keras mereka menjadikan pendidikan menyebar sehingga berbagai ilmu, sastra, falsafah dan seni mengalami kejayaan luar biasa; yang menjadikan Asia Barat sebagai bagian dunia yang paling maju peradabannya selama lima abad.”

Bahkan, masih di dalam bukunya, kata Arief, dengan terang pula Will mengakui bahwa Islam telah mampu menyatukan umat manusia.

“Agama Islam telah menguasai ratusan bangsa di negeri-negeri yang terbentang mulai dari Cina, Indonesia, India hingga Persia, Syam, Jazirah Arab, Mesir bahkan hingga Maroko dan Spanyol. Islam pun telah memiliki cita-cita mereka, menguasai akhlaknya, membentuk kehidupan, dan membangkitkan harapan di tengah-tengah mereka, yang membantu urusan kehidupan maupun mereka. Islam telah mewujudkan kejayaan dan kemuliaan bagi mereka,” tulis Will.

Begitu pun dengan kemajuan ekonomi. “Pada masa pemerintahan Abdurrahman III diperoleh pendapatan sebesar 12.045.000 dinar emas. Diduga kuat jumlah tersebut melebihi pendapatan pemerintahan negeri-negeri Masehi Latin jika digabungkan. Sumber pendapatan yang besar tersebut bukan berasal dari pajak yang tinggi, melainkan salah satu pengaruh dari pemerintahan yang baik serta kemajuan industri, dan pesatnya aktivitas perdagangan,” tutur Will selanjutnya.

Apalagi kesehatan masyarakat yang dalam hal ini, sambung Arief, Will Durant juga mengungkapkan bahwa sistem pemerintahan Islam, khilafah, telah mampu menjaminnya.

“Islam telah menjamin seluruh dunia dalam mempersiapkan berbagai rumah sakit yang layak untuk memenuhi keperluannya. Contohnya adalah Al-Bimarustan yang dibangun oleh Nuruddin di Damaskus tahun 1160, telah bertahan selama tiga abad dalam merawat orang-orang sakit tanpa bayaran dan menyediakan obat-obatan gratis. Para sejarawan berkata bahwa cahayanya tetap bersinar tidak pernah padam selama 267 tahun,” ucap Arief, mengutip pernyataan Will Durant.

Penting Dicatat

Makanya, sambung Arief lebih lanjut, dengan secuil gambaran historis tentang kehebatan peradaban Islam di atas, tentu wajar jika muncul sejumlah pengakuan dari para cendekiawan yang jujur.

“Pengakuan jujur ​​ini penting dicatat untuk membantah pandangan beberapa pihak yang mengetahui islamofobia akut, (bahwa) Islam tidak pernah memberikan sumbangan terhadap peradaban dunia,” tandasnya.

Namun yang lebih penting, kata Arief, semua keunggulan kemajuan peradaban Islam itu tidak lepas dari peran sentral khilafah. “Kecemerlangan sejarah itu terjadi ketika umat Islam menerapkan sistem negara khilafah yang menjadikan Islam sebagai dasar ideologi dan syariah Islam sebagai dasar hukum yang mengatur aspek kehidupan manusia,” paparnya.

Artinya, sebuah kepicikan kedustaan ​​yang fatal jika di satu sisi memuji peradaban Islam, tetapi di sisi lain mencela kemajuan itu dari peran sentral khilafah.

Selain itu, beber Arief, faktor lainnya adalah akidah dan syariah Islam. “Hal ketiga inilah (akidah, syariah dan khilafah) yang paling menentukan kemunculan peradaban Islam yang agung,” cetusnya.

Sehingga benarlah apa yang dilontarkan William Ernest Hocking, seorang filsuf idealis Amerika di Universitas Harvard, di dalam buku The Spirit of World Politics, 1932, hlm. 461. “Sungguh dapat dikatakan bahwa hingga pertengahan abad ketiga belas (yakni sepanjang era kekhilafahan Islam, red.), Islamlah pembawa segala apa yang tumbuh yang dapat dibanggakan oleh dunia Barat,” pungkas Arief mengutip.[] Zainul Krian

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *