Arim Nasim: Hanya dengan Islam, Rakyat Terbebas dari Pajak!

MediaUmat Pengamat Ekonomi Dr. Arim Nasim menyatakan, hanya dengan penerapan sistem Islam, rakyat terbebas dari beban pajak dan negara menjadi mandiri.

“Jangan bermimpi merdeka dari pajak kalau kapitalisme masih bercokol. Hanya dengan sistem Islam, rakyat terbebas dari beban pajak dan negara menjadi mandiri,” tegasnya dalam siniar Kapan Indonesia Merdeka dari Pajak? di kanal YouTube Rayah TV, Sabtu (16/8/2025).

Jadi, tegasnya lagi, kalau ingin merdeka dari pajak, ya berarti ketika negara ini meninggalkan sistem kapitalis. “Itulah jalan menuju kemerdekaan hakiki,” ujarnya.

Arim menyebut pajak bukanlah instrumen Islam. “Pajak itu pada dasarnya bukan instrumen Islam, tapi produk kolonial. Diambil dari rakyat untuk menopang kepentingan penguasa, bukan untuk menjamin kesejahteraan,” tandasnya.

Menurut Arim, sistem kapitalisme menjadikan negara bergantung penuh pada pajak sebagai sumber utama pendapatan.

“Selama negara itu melaksanakan sistem kapitalis maka kita akan temukan ya sumber utama pendapatan negara itu pajak,” jelasnya.

Arim juga menegaskan, dalam Islam pajak diharamkan, sebagaimana ancaman keras Rasulullah SAW terhadap pemungut pajak.

“Rasulullah menyebutkan la yadkhulul jannah shahibu maksi, tidak akan masuk surga mereka yang memungut pajak. Dalam riwayat lain, shahibul maksi finnar, pemungut pajak itu di neraka,” ungkapnya.

Arim menegaskan, kemerdekaan dari pajak hanya mungkin terwujud bila kapitalisme ditinggalkan dan syariat Islam diterapkan secara kaffah.

Sebaliknya, Arim menjelaskan bahwa Islam menawarkan mekanisme keuangan negara yang adil dan mandiri melalui pengelolaan kepemilikan umum dan kepemilikan negara, yang harus dikelola untuk kepentingan rakyat.

“Dalam Islam, harta kepemilikan umum wajib dikelola negara untuk kepentingan rakyat. Maka energi, tambang, dan sumber daya alam lainnya tidak boleh diprivatisasi. Dari sinilah keuangan negara Islam tercukupi,” paparnya.

Ia menambahkan, Islam memiliki sumber pendapatan negara yang jelas, berbeda dengan kapitalisme yang bertumpu pada pajak, sehingga negara harus mengandalkan mekanisme tersebut agar rakyat benar-benar merdeka.

“Dalam Islam, negara punya sumber pendapatan yang jelas: kharaj, jizyah, zakat, juga hasil pengelolaan kepemilikan umum. Itu jauh lebih adil ketimbang pajak yang memaksa rakyat,” tuturnya.[] Zainard

 

Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini: