Amir Hizbut Tahrir Sampaikan Ucapan Selamat Ramadhan 1446 H, Soroti Konflik Palestina dan Serukan Penegakan Khilafah

Amir Hizbut Tahrir, Atha’ bin Khalil Abu ar-Rasytah menyampaikan pesan Ramadhan penuh semangat kepada umat Islam global, menyerukan integrasi ibadah puasa dengan perjuangan politik dan jihad melawan penjajahan. Dalam pesannya yang dirilis pada 1 Ramadan 1446 H (1 Maret 2025 M), Atha’ menekankan bahwa puasa tidak hanya sebagai ibadah spiritual, tetapi juga terkait erat dengan kewajiban menegakkan syariat Islam secara menyeluruh, termasuk melawan Israel dan mendirikan Khilafah Rasyidah.

Spiritualitas dan Sejarah Kemenangan di Bulan Ramadan
Abu ar-Rasytah mengawali pesannya dengan mengutip hadis Nabi Muhammad SAW tentang ampunan dosa bagi yang berpuasa dan shalat malam dengan ikhlas. Ia juga menyoroti momen bersejarah kemenangan Muslimin dalam Perang Badar, Fathul Mekkah, hingga Pertempuran Ain Jalut melawan Mongol, yang terjadi di bulan Ramadan. “Puasa dikaitkan dengan jihad, penaklukan, dan penerapan hukum Allah. Ini adalah kesatuan yang tak terpisahkan,” tegasnya.

Kritik terhadap Penguasa Muslim dan Seruan Perlawanan
Amir Hizbut Tahrir ini mengecam keras para pemimpin negara Muslim yang dinilainya pasif menghadapi agresi Zionis Yahudi di Gaza, Tepi Barat, Lebanon, dan Suriah. “Alih-alih mengerahkan pasukan, mereka justru membuat perjanjian dengan Zionis, mengkhianati umat,” ujarnya. Ia menyerukan mobilisasi kekuatan untuk menghancurkan entitas Yahudi, merujuk pada hadis Nabi tentang pertempuran akhir zaman melawan Yahudi.

Penegakan Khilafah: Solusi Dunia-Akhirat
Pesan ini menegaskan kembali visi Hizbut Tahrir tentang pentingnya Khilafah sebagai sistem pemerintahan yang menyatukan umat Islam. Abu ar-Rasytah mengutip ayat Al-Quran dan hadis untuk menekankan bahwa hukum Allah mencakup seluruh aspek kehidupan, termasuk politik, ekonomi, dan sosial. “Islam bukan hanya shalat dan puasa, tetapi juga penerapan hudud, jihad, dan kepemimpinan yang menyatukan umat di bawah panji La Ilaha Illallah,” tegasnya.

Ia juga mengkritik keras ide pemisahan agama dari negara, menyebutnya sebagai “dosa besar” yang menjerumuskan pelakunya ke dalam azab dunia dan akhirat. Menurutnya, hanya dengan Khilafah, umat Islam akan meraih kemenangan di dunia dan keberuntungan di akhirat.

Sebagai penutup, Abu ar-Rasytah mengajak umat Islam menjadikan Ramadan sebagai momentum refleksi spiritual sekaligus politik: “Keberhasilan sejati adalah ketika kita menegakkan syariat Allah di dunia dan meraih ampunan-Nya di akhirat.”[]

Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini: